Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kue Semprit dengan Choco Chips (Sebuah Cerita Menjelang Lebaran)

12 Mei 2021   19:34 Diperbarui: 12 Mei 2021   19:41 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cookpad.com @nitnot_cook 

Karena jaran- jarang melihat kodok kamipun mengikuti usulan Aril.  Alhasil kami tidak langsung pulang tapi ke museum mencari kodok.

Tiba-tiba azan duhur berkumandang." Wah... Sudah bedug... Ayo pulang..  " ajak yang lain.  Tanpa banyak kata kamipun pulang.  Baru terasa bahwa kami bermain terlalu lama.  Sampai di rumah kami takut takut menuju pintu pagar. Sungguh,  kami tak pernah bermain berjam jam seperti ini.  Ibuk pasti marah,  pikir kami.

Di depan pintu pagar ibuk berdiri memandang kami.  Mata ibuk agak merah,  tapi tidak marah pada kami.  Sambil membuka pintu pagar ibuk berkata pelan.  "Kenapa pulang?  Ibuk pikir kalian lupa jalan pulang, "

Ibuk memandang kami dingin tanpa senyum., dan itu cukup menghunjam dalam hati kami.  Tiba-tiba Masku menangis karena takut dan merasa bersalah,  otomatis aku dan adikku juga.  Kami menangis seperti koor.  Ibuk menuntun kami ke kamar mandi dan menyuruh kami membersihkan badan,  ganti baju, lalu tidur.  Sampai tidurpun ibuk tidak berkata apa-apa.  Kami menangis terisak-isak sampai tertidur.  

Sore hari ketika kami bangun ayah bercerita bahwa tadi siang ibuk mencari kami ke stadion.  Ibuk mencari kami dan tanya ke sana-sini dengan paniknya.  Tentu saja tidak ketemu,  saat itu kami bermain di museum bukan?

Betapa kasihannya kami pada ibuk.  Padahal jalan kaki dari rumah ke stadion di siang hari cukup melelahkan.  Saat puasa pula. 

Azan Maghrib kurang beberapa menit lagi. Ini adalah puasa hari terakhir.

Bau harum kue lebaran menguar dari dapur.  Sejak kemarin ibuk sibuk membuat kue lebaran . Kami mengintip ibuk yang asyik menata kue dalam toples tanpa berani menyapa.

Begitu azan berbunyi kami langsung menyerbu meja makan.  Ibuk mendekati kami dengan membawa sepiring kue semprit dengan choco chips yang masih harum karena baru keluar dari oven.

"Makanlah, " ibuk tersenyum manis.  Oh, leganya hati kami melihat senyuman ibuk. .  Kami makan kue bersama dalam suasana yang demikian hangat.  Sungguh,  kami benar benar lega karena amarah ibuk sudah mereda.  Kue yang kami makan terasa begitu nikmat. 

Sejak saat itu menurut kami kue semprit dengan choco chips adalah kue lebaran terlezat yang pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun