Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alergi Kritik? Mari Belajar dari Kisah Lukman dan Nabi Musa

13 Februari 2021   14:18 Diperbarui: 13 Februari 2021   14:36 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : IDN Times


Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Ya,karena sebagai mahluk sosial kita selalu memerlukan kehadiran orang lain. Bisa difahami jika dalam interaksi itu kadang timbul gesekan karena memang jalan pikiran satu orang dengan yang lain tidak sama.  Mustahil rasanya kita bisa memuaskan hati semua orang.  Apapun yang kita lakukan pasti ada yang mengkritik atau berpandangan negatif pada kita. 

Dalam tulisan ini saya akan menyajikan dua kisah menarik yang menunjukkan bahwa rasa tidak puas terhadap apa yang kita lakukan selalu ada.

1. Kisah Lukman dan Anaknya.

Lukman adalah seorang ahli hikmah yang hidup di masa nabi Dawud. Lukman selalu mengajar anaknya dengan menunjukkan peristiwa langsung dan mengambil hikmah dari peristiwa itu. 

Suatu hari Lukman mengajak anaknya berjalan-jalan  dengan membawa seekor keledai.  Sebelum keluar rumah Lukman berpesan pada anaknya untuk mendengarkan saja apa yang dikatakan orang-orang tentang mereka. Sebelum berangkat Lukman meminta anaknya menaiki keledai,  sementara ia berjalan di sebelahnya.

Merekapun melakukan perjalanan.  Di sepanjang jalan beberapa orang yang melihat hal itu berkomentar, "Lihat,  sungguh anak yang tidak tahu sopan santun,  masa ayahnya dibiarkan berjalan sementara dia enak-enakan di atas punggung kekedai? "

Lukman lalu meminta anaknya turun, ganti dia yang naik punggung keledai. Mereka kembali meneruskan perjalanan.  Apa kata orang-orang?  "Lihat,  sungguh orang tua yang tak tahu malu.  Tega sekali anaknya disuruh berjalan sementara di sendiri duduk di atas keledai!"

Lukman kemudian menyuruh anaknya turun.  Kini mereka berdua berjalan di samping keledai yang dituntun. Orang-orangpun berkomentar lagi, "Lihat,  bodoh sekali orang-orang itu..  Masa ada kendaraan tidak dinaiki? "

Lukman pun mengajak anaknya menaiki keledai.  Berdua mereka duduk di punggung keledai berkeliling kampung. Komentar muncul lagi,  "Dasar orang orang tidak punya rasa kasihan,  keledai satu dinaiki berdua,  bisa mati binatang itu.., "

Lukman tersenyum pada anaknya sambil berkata, "Lihatlah anakku,  apapun yang kamu lakukan kamu tidak akan bisa memuaskan hati semua orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun