Hari itu adalah jadwal anak saya untuk kontrol ke rumah sakit. Â Penyakit lambung membuatnya harus beberapa kali mengunjungi dokter. Â Karena bertepatan dengan hari Jum'at, Â periksa terjeda sebentar. Anak saya mencari masjid terdekat untuk Jum'atan, Â sementara saya tetap duduk di ruang antre.
 Tak berapa lama seorang ibu dengan membawa map yang berisi surat-surat dan foto rontgen keluar dari ruang periksa lalu duduk di sebelah saya.  Saya mengangguk sambil tersenyum.  Setelah berkenalan sebentar, kami langsung terlibat dalam percakapan. Sebut saja namanya Bu Amnah, ternyata orangnya banyak cerita.
"Sampun Bu, Â periksanya? "tanya saya..
"Alhamdulillah, Â sampun, Â Nak...Nunggu anak saya, Â masih Jum'atan.. " jawabnya.
"Lha iya.., Â dulu waktu anak saya kecil-kecil saya tidak pernah sakit, Â sekarang anak sudah mentas semua kok jadi sering sakit, " katanya tertawa seperti tanpa beban. Bu Amnah lalu bercerita bahwa beberapa bulan yang lalu ia operasi mata yang ketiga kalinya.
Saya baru faham selama berbicara Bu Amnah tidak melihat saya karena gangguan penglihatan yang dialaminya gara-gara diabetes.Â
"Tapi saya bersyukur Nak, Â dulu waktu masih zaman susah, Â saya sangat sehat. Â Anak saya masih kecil-kecil, Â tujuh orang lagi.. Â Ditinggal plas sama bapaknya kawin lagi, " tambahnya.
"Saya jualan jajan, Â kalau siang jadi tukang cuci, Â tukang ngepel, Â yang penting dapat uang halal untuk membesarkan anak anak saya."
"Sekarang anak-anak di mana saja? " tanya saya ingin tahu.Â
Sekilas saya lihat mata bu Amnah langsung berbinar.