Kasus Covid-19 yang semakin tinggi dari hari ke hari semakin membuat masyarakat merasa khawatir, oleh karena perlu adanya pemahaman dan kesadaran bagi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan serta pengendalian. Saat ini tindakan pelaksanaan protokol kesehatan sangat penting dilakukan dalam mencegah penularan virus Covid-19 yang semakin meluas, protokol kesehatan yang perlu dilakukan saat ini bukan lagi 3M melainkan menjadi 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. protokol kesehatan tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara terus menerus untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan pada situasi pandemi ini. Oleh karena itu, mahasiswa yang sedang melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) secara online di salah satu rw yang ada di Kelurahan X, Kota Tangerang Selatan, membuat suatu program yang bernama “Seruan Berpijar: Seruan Berperilaku Menjaga Jarak”
Salah satu konsep penanggulangan COVID-19 di tengah-tengah masyarakat adalah Perang Akar Rumput COVID-19 (PARC-19). Konsep PARC-19 dilakukan dengan mendorong masyarakat membentuk dan menjalankan RW Siaga COVID-19 dalam mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Di dalam RW Siaga COVID-19, di bawah kepemimpinan ketua RW, berkoordinasi dengan Kelurahan dan Puskesmas, memanfaatkan kemitraan dengan Perguruan Tinggi, penyandang dana, dan media massa; tokoh-tokoh dan para pegiat masyarakat saling mendukung untuk melakukan (a) edukasi pencegahan COVID-19 dan sanitasi lingkungan; (b) pengawasan disertai penguatan pelaksanaan pencegahan dan sanitasi lingkungan oleh satuan tugas (Satgas); (c) surveilans Covid-19 bersama petugas dari Puskesmas atau secara mandiri; (d) pelaksanaan isolasi mandiri atau perawatan di rumah bagi suspek atau penderita dan; (e) mitigasi dampak sosial dan ekonomi. Dengan konsep PARC-19, diharapkan masyarakat memiliki kemampuan mencegah timbulnya kasus, mendeteksi dini, menangani kasus, mencegah penularan dan mengatasi dampak social ekonomi di lingkungan RW. Secara teoritis konsep PARC-19 ini terlihat ideal untuk menanggulangi COVID-19. Namun belum ada bukti apakah konsep ini dapat dilaksanakan di Kelurahan X. Perlu diketahui apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan konsep tersebut.
Proses pembuatan program ini diawali dengan penyebaran kuesioner terkait pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang 7 kebiasaan sehat selama pandemi Covid-19 di Kelurahan X. kemudian dilakukan juga wawancara kepada stakeholder setempat seperti kepada pihak kelurahan, puskesmas, RT dan RW, Kader, serta tokoh masyarakat maupun tokoh agama. kuesioner dan wawancara tersebut dimaksudkan untuk mengambil data serta permasalahan terkait Covid-19 yang terjadi di Kelurahan X. setelah data dan wawancara dianalisis, maka permasalahan yang ditemui di kelurahan tersebut adalah rendahnya pemahaman dan sikap masyarakat terkait menjaga jarak dan kurang aktifnya satgas Covid-19 setempat di RW X Kelurahan X. Dalam mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa sedang melaksanakan PBL di KelurahanX membuat program intervensi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat RW X terutama ibu rumah tangga dan PKK, perangkat RT/RW, kader kesehatan, tokoh masyarakat, satgas setempat, serta pihak Puskesmas untuk mensukseskan dan melancarkan program intervensi.
Program intervensi yang dilakukan ialah pembuatan video edukasi terkait jaga jarak dan penguatan tim satuan tugas Covid-19. Program intervensi pertama yaitu video kesehatan dengan sasaran ibu rumah tangga dilakukan via whatsapp grup yang beranggotakan kader, dan akan disebarluaskan kepada grup masing-masing dengan melampirkan bukti berupa hasil screenshot. Video ini terdiri dari dua bagian yakni video pertama mengenai pengertian, anjuran pemerintah, pentingnya menjaga jarak, persentase penularan menerapkan 3M serta himbauan menjaga jarak dari Ketua RW 09. Video kedua berisikan tentang pengalaman penyintas COVID-19 dari salah satu warga, hal yang perlu dilakukan apabila terkena COVID-19, dan hal yang harus dilakukan apabila ada anggota keluarga yang terkena COVID-19. program intervensi kedua yaitu penguatan tim satuan tugas Covid-19 dengan sasaran satgas COVID-19 yang berada di tingkat RT pada RW 09 memiliki sub kegiatan seperti adanya e-booklet terkait pencegahan dan penanganan COVID-19 yang diperuntukkan sebagai pedoman bagi tim satgas COVID-19, kemudian adanya pertemuan virtual antara kelompok PBL dengan Satgas COVID-19 RT X terkait pembahasan tentang pembentukan tim penguat Satgas COVID-19.
Namun, evaluasi dan perbaikan tentu perlu diadakan supaya program dapat terus berjalan dan semakin baik kedepannya, dimana semua pihak perlu berkontribusi di dalamnya. Puskesmas diharapkan ikut andil dalam memberikan pembinaan terhadap masyarakat yang ingin menjadi relawan Kesehatan COVID-19 serta melakukan edukasi dan promosi kesehatan bersama-sama dengan RT dan RW kelurahan X dalam mencegah penularan virus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI