Mohon tunggu...
Yudi Kurniadi
Yudi Kurniadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja

Pekerja konstruksi dan penikmat sepakbola yang lagi suka menulis. Here We Go!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suap di Negeri Dermawan

8 Desember 2020   12:50 Diperbarui: 8 Desember 2020   13:02 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari terakhir ini beberapa kabar berita menjadi hot topik. Soal korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari Batubara serta terkait penembakan pada 6 pengawal Habib Rizieq Shihab di jalan tol.

Namun bukan itu saja, pagi ini di lini masa twitter, saya menemukan sebuah berita yang begitu memprihatinkan. Korupsi, ya lagi-lagi terkait korupsi. Namun berita kali ini bukan soal operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK.

Berita tersebut berasal dari laman terpercaya yakni detikcom, kali ini soal suap yang dilakukan oleh seorang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun si tersangka malah memberi sebuah hadiah kepada Kepala Lapas berupa mobil mewah.

Mungkin kabar tersebut akan biasa saja atau bahkan tidak menjadi perbincangan hangat di jagat Twitter. Dalam judul berita tersebut ditulis " MA soal Fahmi Darmawansyah Belikan Mobil Kalapas Sukamiskin: Itu Kedermawanan"

Nah, yang jadi masalah dan diributkan oleh para netizen adalah soal kedermawanan. Bisa-bisanya gitu lembaga negara seperti MA kalau pemberian mobil itu dinarasikan seperti itu. Saya pun hanya bisa memelas hati, ko bisa-bisanya berkata seperti itu.

Meskipun begitu, saya tidak tertarik untuk ikut berkomentar di kolom komentar postingan berita itu. Hanya membaca dan memantau, karena apa yang ingin saya curahkan sepertinya sudah diwakilkan oleh para netizen itu.

***

Soal kedermawanan ini saya jadi teringat apa yang pernah saya dengar di kampung halaman, dimana bantuan sosial (bansos) covid19 ada yang disunat. Kabarnya hal tersebut dilakukan sebagai pemberi pamrih dan secara manusiawi untuk orang-orang yang mengurusnya.

Saya tak tahu persis apa bantuan yang disunat tersebut. Maka, orang awam yang tak paham seperti saya ini memilih tak berkomentar lebih. Sebab, bisa jadi ketika berkomentar malah salah karena analisisnya salah dari kronologi yang salah.

Orang tua saya termasuk penerima bantuan tersebut, saya baru ingat yakni bantuan dari provinsi senilai 500.000 rupiah. Namun, saya punya pemikiran bukannya bantuan uang itu nilainya 600.000, seperti yang diungkapkan oleh pak Presiden Joko Widodo.

Ah sudahlah, saya tak mau berlebihan soal bantuan tersebut. Yang ada dalam pikiran saya lagi adalah oh mungkin bantuan dari Provinsi itu emang segitunya, walaupun saya sempat mendengar selentingan kalau ada sunat menyunat demi sebuah kedermawanan untuk para pengurusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun