Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukur dan Beristigfar, sebagai Obat Penenang Hati

20 Januari 2021   14:38 Diperbarui: 20 Januari 2021   14:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bangsa dan Negara Indonesia di awal-awal tahun 2021 banyak mendapatkan musibah atau bencana. Musibah atau bencana yang datang menambah beban karena Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Namun datangnya musibah atau bencana seperti tanah longsor, gempa, banjir, angin ribut, hingga erupsi gunung berapi di berbagai daerah harus ditanggapi dengan baik dan serius oleh seluruh komponen Bangsa Indonesia.

Miris dan prihatin, bahwa yang terjadi kemudian adalah banyak diantara masyarakat yang malah saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Banyak dari mereka yang bahkan memvonis bahwa kejadian bencana alam yang banyak terjadi adalah kesalahan dari kepemimpinan di Indonesia. Hujatan bahkan "doa-doa" mereka bertaburan tetapi bukan doa yang meminta kasih sayang dari Sang Pencipta tetapi doa meminta kejelekan ditimpakan bagi para pemimpin bangsa yang dianggap tidak baik oleh mereka seakan -- akan bencana yang terjadi adalah hanya akibat dosa -- dosa para pemimpin bangsa. Selain sebagian masyarakat tadi, ada juga sebagian masyarakat lainnya yang ganti menghujat sesama anak bangsa karena dianggap "ngeyel" kepada pemerintah padahal belum tentu seperti itu dan mungkin ada alasan yang bisa dibenarkan dibalik "ngeyelmya" mereka.

Lihatlah di media -- media sosial, saling menghujat, menghina dan merendahkan sesama anak bangsa, sudah bertebaran tidak karuan. Belum lagi di kehidupan nyata tidak kalah miris bahwa masih ada sebagian masyarakat yang masih suka tawuran bahkan dengan alasan yang sangat sepele. Ada lagi yang membentuk genk -- genk yang sangat meresahkan masyarakat. Di tingkat yang tinggi, kasus -- kasus korupsi masih banyak terjadi padahal mereka -- mereka yang korupsi awalnya adalah pegiat anti korupsi.

Begitu banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia, sehingga siapapun pemimpin Indonesia tentu akan sangat kerepotan mengurusi semua masalah tadi. Sudah sepantasnya kita sebagai anak bangsa membantu pemerintah setidaknya tidak menambah masalah agar kehidupan bangsa dan negara kita bisa menjadi lebih baik. Kita yakini bahwa masih banyak orang baik di dalam tubuh pemerintahan, yang selalu berusaha memperbaiki negeri kita, bangsa kita serta masa depan Indonesia. Kita yakini juga bahwa niat baik selalu ada dalam hati serta pemikiran para pemimpin kita untuk membangun bangsa dan negara, walaupun tak selamanya cara yang ditempuh oleh para pemimpin bangsa kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Berpikiran positif, bahwa bisa jadi kita yang belum sampai ilmunya sehingga berbeda dengan pemerintah atau mungkin ada waktunya nanti pemerintah akan mengikuti saran -- saran kita.

Kalaupun nanti ada kekeliruan yang dilakukan pemerintah, tetap kita harus berpikir positif bahwa selama pemerintah dipimpin oleh manusia maka terjadinya kesalahan adalah hal yang sangat wajar. Selain itu apakah selama ini pemerintah selalu menjahati rakyatnya ? Mungkin kalau dijawab dengan adanya berbagai aturan yang tidak sesuai dengan pikiran dan kehendak kita, bisa jadi kita yang egois. Nyatanya sampai hari ini kita tetap bisa berinternetan, bisa bersuara, bisa bebas berusaha, bisa ngaji ngaji , bisa sholat atau ibadah di tempat -- tempat ibadah dengan leluasa. Kalaupun ada hal -- hal yang dilarang atau dibatasi mungkin memang sedang waktunya dibatasi untuk kemaslahatan bersama.

Terus bagaimana kita sendiri menyikapi banyaknya musibah atau bencana yang terjadi di negeri kita, Indonesia ? bukankah kita juga merasa sedih, merasa berduka atas banyaknya musibah atau bencana di negeri kita yang menimpa saudara -- saudara sebangsa dan setanah air ? apakah dengan mencari -- cari kesalahan orang lain, pemerintah, pemimpin bangsa ? apakah dengan saling menjelekkan orang lain yang tidak sepaham dengan kita. Apakah dengan seperti itu hati kita adem, tenteram dan tenang ? atau dengan demikian masalah -- masalah tersebut selesai ?

Agama mengajarkan kita tentang bersyukur dan beristigfar. Bersyukur bahwa sebenarnya Alloh SWT selalu memberikan nikmat yang tidak pernah bisa kita hitung. Bahwa memang musibah dan bencana banyak datang, namun bukan berarti kita harus berhenti bersyukur. Musibah atau bencana  bisa jadi tanda beberapa hal diantaranya kita saling bertikai, suka lupa diri, merasa paling baik serta kita kurang atau tidak bersyukur. Mengapa kurang besyukur atau tidak bersyukur bisa jadi sebab banyaknya musibah atau bencana ? karena tidak besyukurnya kita bisa diartikan kita tidak mengakui kekuasaan Alloh SWT, karena apapun rezeki, nikmat yang kita terima adalah pemberian dari-Nya. Tidak bersyukurnya kita berarti kita mengingkari-Nya, kita tidak mengakui pemberian dari-Nya, kita dianggap sombong karena melupakan-Nya. Pantas jika Dia kemudian memberikan musibah atau bencana sebagai peringatan bagi kita untuk segera sadar atas kesalahan kita. Bukankah dalam salah satu firman-Nya berbunyi : " Siapa yang bersyukur kepada-Ku maka akan Aku tambah kenikmatan, tetapi siapa yang tidak bersyukur (kufur) sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Jadi bersyukur sangatlah bermanfaat buat kita semua, selain menambah keimanan juga akan menjauhkan kita dari azab-Nya. Bersyukur juga akan memberikan rasa bahagia dalam jiwa kita sehingga hati kita akan lebih tenang.

Selain bersyukur, agama juga mengajarkan tentang istigfar yakni memohon ampunan kepada-Nya.  Istigfar mengajarkan kepada manusia tentang pentingnya mengakui kesalahan dan mengingatkan bahwa manusia tidak ada yang sempurna, penuh dengan kelemahan, kesalahan dan dosa. Beristigfar dapat memberikan kenyamanan dalam hati karena beristigfar artinya kita mneyerahkan diri kita kepada Sang Maha Kuasa sekaligus Sang Maha Pengampun. Bila kita benar -- benar sadar mempunyai banyak kesalahan dan berusaha sungguh -- sungguh memohon pengampunan dari-Nya pasti akan diampuni dan diberikan jalan keluar dari semua permasalahan yang sedang dihadapi. Beristigfar juga mengajarkan kepada manusia agar tidak sombong karena sesungguhnya diri manusia tidak ada yang sempurna. Mungkin kita memang mempunyai kelebihan dari orang lain, tetapi pasti ada kekurangan yang kita miliki dibandingkan dengan orang lain. Sebagai manusia pasti tetap mempunyai kesalahan, tetapi sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah mereka yang mau memohon ampunan kepada-Nya serta meminta maaf kepada orang yang berhak sekaligus berusaha sungguh-sungguh tidak mengulanginya lagi. Yakinlah dengan beristigfar hati akan lebih tenang dan tenteram sehingga bisa menghindari kesalahan -- kesalahan yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun