Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agustus, Bulan Bersejarah Bangsa Indonesia

3 Agustus 2020   11:46 Diperbarui: 3 Agustus 2020   11:47 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua bulan dalam setahun mulai dari Januari sampai dengan Desember merupakan bulan -- bulan yang sama, dalam artian secara umum bulan -- bulan tersebut hanya menunjukkan waktu saja. Namun demikian banyak orang yang biasanya memiliki bulan -- bulan tertentu yang dipandang sebagai bulan favorit atau bulan istimewa. Hal ini karena ada peristiwa -- peristiwa yang spesial atau istimewa bagi orang tersebut baik secara pribadi ataupun kelompok, seperti bulan kelahiran, bulan pernikahan atau bulan diterima bekerja pertama kali.

Sebagai sebuah bangsa, maka Bangsa Indonesia juga memiliki bulan -- bulan yang dianggap istimewa, namun dari semua bulan yang ada dalam setahun, Bulan Agustus adalah bulan yang paling istimewa bagi seluruh Bangsa Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan yang terjadi pada Bulan Agustus dimana peristiwa tersebut merupakan tonggak berdirinya Negara Indonesia serta terlepas dari penjajahan.

Sejarah mencatat bahwa Indonesia di jajah oleh Belanda selama kurang lebih 350 tahun, yang kemudian dilanjutkan oleh Jepang selama 3,5 tahun. Pada masa -- masa penjajahan yang berlangsung sangat lama tersebut, Bangsa Indonesia tidak bisa leluasa menentukan nasibnya sendiri. Banyak tekanan dan aturan yang merugikan Bangsa Indonesia. Ya bagaimanapun ketika penjajah masih berkuasa di Indonesia, maka segala bentuk sumberdaya alam dikuras untuk keperluan penjajah sedangkan sumberdaya manusianya dibuat tidak berkutik dan tidak diberikan akses pendidikan untuk bisa maju. Sebenarnya banyak dari Bangsa Indonesia yang sudah berjuang sekuat tenaga dan berkorban segalanya agar Indonesia terbebas dari penjajahan, namun semuanya digagalkan oleh pihak penjajah melalui berbagai cara seperti politik adu domba dan mencegah terjadinya persatuan diantara Bangsa Indonesia.

Persatuan kala itu memang belum bisa dilakukan oleh Bangsa Indonesia karena banyak faktor yang menghambat. Semangat merebut kemerdekaan hanya dilakukan masyarakat daerah per daerah saja, tidak dilakukan secara serentak. Politik adu domba yang digunakan penjajah menjadikan perlawanan Bangsa Indonesia sangat mudah digagalkan, karena pada akhirnya yang berperang adalah sesama Bangsa Indonesia sendiri. Wsalaupun banyak terjadi peperangan perjuangan, namun perang yang terjadi bersifat kedaerahan sehingga sangat mudah dipatahkan.

Kala itu masih banyak dari Bangsa Indonesia yang belum mengenyam pendidikan sehingga pola pikir yang ada belum berkembang. Selain itu banyak sisa -- sisa kerajaan yang masih menganggap dirinya mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang lainnya sehingga enggan mau bersatu. Hanya beberapa gelintir saja yang sudah memiliki pandangan yang lebih luas sehingga belum bisa berbuat lebih banyak lagi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, banyak kemudian para pejuang kemerdekaan yang mulai tersadarkan bahwa perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajah tidak bisa dilakukan secara sendiri -- sendiri, perlu adanya kekuatan persatuan dari seluruh Bangsa Indonesia.

Perlahan mulai terbentuk organisasi -- organsisasi persatuan masyarakat seperti Sarekat Dagang Islam, Muhammadiya, Nahdhatul Ulama, Persatuan Pemuda Pelajar Indonesa, Budi Utomo, dan berbagai organisasi lainnya baik organisasi beraliran agama, nasionalis, ataupun pendidikan. Setelah itu sedikit mulai sedikit gerakan -- gerakan persatuan bangsa mulai bergerak walaupun baru sebatas gerakan -- gerakan di bawah tanah, namun lebih terarah dan mempunyai tujuan bersama yang lebih pasti.

Gerakan -- gerakan yang semula lebih banyak bersifat kesukuan kini beralih lebih nasionalis, sehingga tidak ada keraguan untuk saling mendorong dan membantu mencapai kemerdekaan yang ingin dicapai. Pada saat terjadi Perang Dunia ke-2, Jepang berhasil mengambil Indonesia dari Belanda, sehingga penjajahan di Indonesia berada di tangan Jepang. Semula Jepang dianggap sebagai pahlawan bagi Bangsa Indonesia karena menjanjikan kemerdekaan, namun ternyata penjajahan oleh Jepang tidak kalah ganasnya dari Belanda, Bangsa Indonesia menyadari tidak mungkin Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sendiri lah yang harus merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Pada tanggal 6 Agustus, Kota Hiroshima dijatuhi bom atom, yang kemudian disusul pada tanggal 9 Agustus Kota Nagasaki pun di jatuhi bom atom oleh sekutu. Akibatnya Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pimpinan Amerika Serikat. Seluruh wilayah penjajahan Jepang termasuk Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan. Saat -- saat seperti itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh Bangsa Indonesia untuk menyatakan diri merdeka. Awalnya terjadi pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda Indonesia tentang waktu pengumuman kemerdekaan. Namun setelah beberapa kali berembuk, terjadilah kesepakatan untuk menyatakan kemerdekaan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dilakukan dengan segera untuk mengantisipasi tindakan pencegahan oleh Jepang yang berencana mengembalikan Indonesia ke tangan Sekutu sehingga Indonesia tetap dijajah.

 Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, Bangsa Indonesai semakin menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan, terutama untuk tetap menjaga kemerdekaan yang sudah diraihnya. Berbagai cobaan dan ancaman yang datang kemudian bisa dipadamkan sehingga kemerdekaan Indonesia tetap ada hingga sekarang.

Persitiwa Proklamasi Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia yang terjadi pada Bulan Agustus, menjadikan Bulan Agustus menjadi bulan yang paling istimewa bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun