Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rasa Nasionalis, Tindakan Nasionalis Juga?

24 Februari 2020   15:02 Diperbarui: 24 Februari 2020   15:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita harus bersyukur menjadi warga negara Indonesia karena negara Indonesia dianugerahi berbagai karunia yang tidak terhitung nilainya oleh Tuhan YME, Allah SWT. Kita juga harus berbesar hati melihat tradisi masyarakat kita yang sering dianggap oleh masyarakat luar sebagai masyarakat yang penuh keakraban. Sehingga kita wajib menjaga dan merawat semua yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa sebagai rasa syukur kita  agar semua karunia tersebut tetap utuh bahkan bertambah.

Mensyukuri nikmat juga merupakan salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, dan ini tentu saja sangat bersesuaian dengan ajaran agama yang ada di Indonesia. Mensyukuri nikmat bisa dilakukan dengan menjaga amanah perjuangan para pahlawan, seperti menjaga keamanan seluruh wilayah Indonesia, merupakan tugas seluruh warga negara Indonesia. 

Wilayah Indonesia yang sangat terkenal subur dengan ribuan pulau serta laut yang menjadi penghubungnya sudah seharusnya dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, sehingga jika ada gangguan atau ancaman dari siapapun maka sudah sepantasnya kita melakukan usaha bela negara karena kita memiliki kecintaan terhadap tanah air kita.

Mencintai bangsa dan negara atau sering disebut dengan nasionalisme memang sudah sepatutnya dimiliki dalam setiap jiwa warga negara. Aktivitas yang menunjukkan rasa nasionalisme dapat diwujudkan dalam berbagai cara dan kegiatan. Namun yang paling mudah adalah melaksanakan semua tugas yang menjadi kewajiban kita sesuai aturan yang sudah ditetapkan. 

Adapun kegiatan lain yang memang kita dapat lakukan dan dapat ditonjolkan dipesilakan untuk dilakukan. Kini banyak dijumpai slogan -- slogan seperti : NKRI harga Mati, Pancasila adalah Saya, Tolak Penjajahan Modern, dan lain -- lain. Slogan -- slogan ini sangat baik dan memang pantas mewakili rasa nasionalisme. 

Namun demikian ternyata ada oknum --  oknum memakai slogan -- slogan di atas tetapi dengan melakukan aksi memaki -- maki, menghina  bahkan menindas orang lain, atau juga mengolok - olok bangsa lain atau keturunan dari ras yang lain. Tentu saja kegiatan tersebut saling bertolak belakang dengan inti nasionalisme.

Nasionalisme sejati adalah mencintai negara dan bangsanya tanpa harus merendahkan bangsa -- bangsa yang lain. Mungkin pernah kita jumpai di grup -- grup media sosial kita, ada kalimat atau kata -- kata dari negeri jiran yang kemudian terasa aneh kemudian ditertawakan atau dibodoh -- bodohi karena tak sesuai dengan kalimat yang biasa kita pakai di Indonesia. Sesungguhnya tindakan menertawakan atau membodoh -- bodohi tersebut juga sudah keluar dari makna nasonalisme.

Sebagai bagian dari warga dunia, seharusnya kita tetap menghormati budaya dan tradisi negara lain walaupun itu terasa aneh dan lucu bagi kita. Kita juga tak ingin budaya dan tradisi kita dianggap aneh dan lucu sehingga ditertawakan oleh bangsa lain bukan ? Saling menghormati adalah kunci utama dalam menjaga hubungan sesama warga dunia, tanpa kita harus ikut hanyut oleh keadaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun