Mohon tunggu...
Yudiaz Tulesta
Yudiaz Tulesta Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

Melek akan hal yang sedikit terlihat, tapi pantas untuk diperlihatkan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Saat Pertama Kali Mengenal Dunia Kerja

2 Maret 2020   18:17 Diperbarui: 2 Maret 2020   18:27 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengalaman Pahit saat Baru Mengenal Dunia Kerja

Pada waktu itu, adalah zaman dimana dunia internet masih menjadi barang aneh. Menyalakan komputer saja, membuat kita gemetaran (bagi yang belum terbiasa). 

Betapa tidak, sekadar untuk mengakses internet saja kita mesti keluar rumah, dan harus rela mengantri dengan penuh kesabaran, mengingat ketika Warnet sedang booming, menunggu billing kosong selalu lama, apalagi ada yang dinamakan paket 2 jam, paket 3 jam, dan yang membuat kita sangat terasa kesal adalah ketika mereka sudah habis, lalu mereka menambah jam lagi. Terkadang, ketika kita sudah lama menunggu berjam-jam, akhirnya menyerah dan pulang ke rumah.

Namun, pada akhirnya, saya pun bisa bermain internet. Tadinya, niatan awal pergi ke warnet adalah untuk mencari informasi seputar lowongan pekerjaan. Akan tetapi, saya malah terlena dengan keseruan bermain FRIENDSTER, platform media sosial yang jauh lebih awal sebelum terjadinya 'pengkudetaan' FACEBOOK.

Akhirnya, sepulang saya dari warnet, saya tidak mendapatkan informasi apapun tentang pekerjaan. Saya terduduk dan menghela nafas panjang.

Ketika saya melihat ada Koran PIKIRAN RAKYAT di samping televisi, saya pun terpikir untuk mencari halaman iklan, dan yang saya tahu di situ memang terdapat informasi seputar lowongan kerja. Saya pun mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latarbelakang pendidikan saya, di bidang Akuntan. Tetapi, ketika saya melihat informasi yang paling akhir, saya langsung terpikat dengan beberapa keunggulan dibandingkan dengan lowongan kerja lainnya.

Saya sangat tertarik, dan khayalan saya secara otomatis ada di sana. Perusahaan mewajibkan para anggotanya memakai kemeja, dasi, dan pakaian serba formal lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa saya akan menjadi pekerja kantoran. Bukankah itu menjadi suatu kebanggaan?

Hal pertama yang saya lakukan adalah menghubungi nomor kontak yang bisa saya hubungi. Di situ tertulis, bahwa pelamar harus mengirimkan SMS dengan format nama lengkap beserta alamat.

Satu hari kemudian, ada SMS dari nomor tak dikenal dan berisikan, "Kepada bapak yang terhormat, selamat Anda mendapatkan kesempatan untuk diinterview oleh HRD di PT MG (Perusahaan saya samarkan), Jl. Leuwi Panjang no 101 lantai 2, segera temui Ibu SY (Nama saya samarkan), pada hari Kamis jam 9 pagi. Mohon untuk memberikan kode 070 saat menghadap bagian resepsi.  Terimakasih." Betapa senangnya saya ketika mendapatkan SMS tersebut.

Waktu pun tiba, dan saya berhasil menemukan alamat perusahan tersebut. Di sana, saya melihat para pelamar yang sedang mengantri. Saya masuk, dan ada Satpam yang mempersilahkan saya untuk duduk terlebih dahulu. Tak berselang lama, saya pun langsung diperkenankan untuk menghadap bapak-bapak di bagian resepsi.

"Boleh saya meminta kode pelamarnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun