Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelupuk Fajar Harapan 2022

3 Januari 2022   12:53 Diperbarui: 3 Januari 2022   12:54 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Status pandemi masih diperpanjang. Temuan varian baru menjadi persoalan baru. Seolah tak kunjung selesai. Ekonomi yang berkeliaran membutuhkan mobilitas. Problematika yang tidak mudah masih menghantui.

Publik yang mulai percaya diri karena vaksinasi, namun patut waspada. Hidup kita di tahun ini jelas tidak semeriah kisah perselingkuhan dalam serial drama Layangan Putus. Sekilas justru nampak serupa dengan alur film Don't Look Up.

Bahwa semesta kehidupan kita, dipenuhi dengan kisah pertautan kepentingan kelompok, yang berupaya mempertahankan kekuasaan dengan segala daya, termasuk mengesampingkan fakta ilmu pengetahuan yang sudah terbuka.

Tulisan ini jelas bukan resensi film ataupun sinopsis drama, melainkan kajian reflektif yang perlu dipertajam untuk menemukan arah dan tujuan kita di tahun dengan shio macan ini, bukan pula kalkulasi dengan pendekatan astrologi.

Menariknya, National Geographic (1/2022) menebalkan fokus tema di 2021 yang terkait pada tiga hal besar, (i) pandemi masih terus menjadi momok peradaban manusia modern, (ii) perubahan iklim sebagai potensi persoalan di masa akan datang, (iii) konflik sosial mengemuka.

Pada tingkat internasional keseluruhan persoalan tersebut hadir melalui berbagai bentuk derivatif. Pandemi menghadirkan sisi ketimpangan, memicu friksi ketegangan sosial, diperparah situasinya akibat ancaman perubahan iklim.

Sementara di level nasional, pandemi menjadi sebuah frasa yang senada dengan kegelisahan bagi kelompok rentan. Di sisi lain, sebagian pihak sibuk berhitung kuasa jelang tahun pemilihan. Tidak ada yang terlalu dini dalam politik.

Bagaimanapun ditengah gejolak hidup yang layaknya roller coaster di 2021, kita semakin tangguh untuk berhadapan dengan perubahan yang mendadak. Pandemi adalah tahun pelajaran, meski tidak selamanya manis terasa.

Di permulaan 2022, kita memupuk harapan dan semangat untuk bangkit, keluar dari situasi keterpurukan, kembali pulih. Termasuk pulih dalam frame kehidupan sosial, ditengah senyapnya rasa keadilan dan nurani kebenaran.

Para elit harus mengasah sensitivitas kemanusiaan, melihat publik bukan hanya sebagai objek perhitungan suara, melainkan menjadi subjek merdeka, sesama warga bangsa.

Kita mafhum bila aktor politik memainkan peran besar dalam pengambilan kebijakan publik, tidak seharusnya mengabaikan suara publik demi kepentingan dirinya. Meski hal itu nampak muskil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun