Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisnis Covid, Sebuah Kontra Argumen

18 Maret 2021   12:44 Diperbarui: 18 Maret 2021   12:44 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ladang bisnis! Begitu perspektif yang terbaca dari anggota dewan yang terhormat, terkait alokasi anggaran kesehatan selama pandemi, yang termuat dalam sebuah artikel berjudul, "Corona itu Bencana, Jangan Jadi Ladang Bisnis" (Detik, 16/3). 

Problemnya muncul bersamaan dengan sebutan bahwa terdapat praktik mafia rumah sakit, yang memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan finansial. Tuduhan mengerikan.

Bila sudut pandang ini tidak dibenahi, bisa jadi diskursus tersebut semakin menguat di tingkat publik dan diterima secara salah kaprah. 

Pandemi kerap kali ditingkahi dan berubah menjadi bencana infodemik. Dimana kecepatan arus informasi tidak diimbangi akurasi, menimbulkan kesimpangsiuran pemahaman. 

Situasi tersebut berpotensi menciptakan ruang konflik terbuka, yang justru dapat semakin melemahkan penanganan pandemi. Jelas berbahaya.

Setelah setahun berlangsung, pandemi masih dipandang secara tertutup, dalam ruang sempit teori konspirasi. Tidak hanya bagi sebagian publik, bahkan hingga anggota dewan terhormat.

Basis utama kekuatan melawan pandemi adalah informasi yang terbuka penuh kejujuran yang menciptakan ruang saling percaya -mutual trust.

Sesat Logika

Bersamaan dengan artikel tersebut, majalah Tempo (13/3) menurunkan laporan investigasi "Mudarat Darurat Corona", seolah semakin menguatkan prasangka awal tentang berbisnis.

Mari kita runut uraian argumen sebagaimana yang dilontarkan sang anggota dewan, berkaitan dengan wacana berbisnis covid, persis seperti yang diutarakan dalam artikel di media online.

Pertama: disebut sebagai kenakalan rumah sakit. Pilihan kata "nakal" diartikan sebagai kecurangan, berbuat diluar aturan yang ditetapkan, mungkinkah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun