Nasionalisme vaksin, memungkinkan terjadinya potensi konflik pasca pandemi. Termasuk menjadikan vaksin sebagai alat diplomasi dalam kerangka relasi global. Dalam kondisi tersebut, kemampuan untuk bersikap mandiri, sesuai prinsip Berdikari ala Bung Karno perlu kembali diteguhkan.
Terjerumus Sains Semu
Kepanikan publik disebabkan ketidakpastian durasi masa pandemi, mengakibatkan terjadinya tekanan psikologis. Kelelahan mental, untuk terus berdisiplin dalam membatasi interaksi sosial secara fisik, mengakibatkan publik kerap menerima tanpa daya informasi yang keliru.
Klaim atas produk herbal anti Corona ala Hadi Pranoto, hingga kalung anti virus baik yang di import maupun hasil produksi berbasis aromatik eukaliptus, adalah bentuk-bentuk dari respon sains yang bersifat setengah dan belum utuh.
Termasuk untuk hal yang sejenis terkait hasil penelitian obat yang diinisiasi perguruan tinggi nasional, bekerjasama dengan beberapa lembaga negara, yang mendapatkan beberapa catatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan -BPOM, terkait kelengkapan proses penelitian yang dilalui.Â
Dalam situasi penuh ketidakpastian akibat pandemi, tetap dibutuhkan pencerahan rasionalitas melalui prinsip ilmiah ilmu pengetahuan yang berbasis bukti yang teruji, dan mampu direplikasi. Sehingga dibutuhkan proses yang transparan, dilengkapi prinsip etik dari kejujuran sebuah penelitian dengan kredo, "boleh salah, tetapi tidak boleh berbohong".Â
Terlebih bila sebuah penelitian dilakukan dengan penuh tekanan, bahkan intervensi kekuasaan serta upaya manipulasi. Pernah pada masa Soviet, kita mengenal kegagalan sistem pertanian Lysenko, yang menyatakan kekuatan dari kerapatan sosial, lantas diterapkan secara ideologis pada bidang pertanian, hasilnya krisis pangan karena mengingkari prinsip ilmiah.
Karena itu pula Dr Tedros sang Dirjen WHO mengemukakan pokok fundamental dari sebuah penelitian ilmiah dalam upaya penemuan vaksin, yakni; (i) berbasis ilmu pengetahuan -science, (ii) menghadirkan pemecahan masalah -solution, dan (iii) mengembangkan solidaritas dan sikap bekerjasama -solidarity, ke semua hal tersebut semestinya ditempatkan bersamaan demi kebaikan bersama seluruh umat manusia tanpa terkecuali. "We do it best, when we do it together".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI