Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jeli Membaca Hasil Survei Politik

24 Mei 2018   06:31 Diperbarui: 24 Mei 2018   09:01 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Jelang pilkada dan momentum besar pilpres, maka rilis hasil survei marak dilakukan. Reformasi dan alam demokrasi memberi ruang, sekaligus membuka sumbat kebebasan berpendapat.

Pada ruang berdemokrasi, survei mendapat tempat sebagai pengawal proses politik yang transparan dan akuntabel, sekaligus menjadi penyeimbang.

Pasalnya, momentum politik adalah perhelatan besar dengan kapitalisasi yang juga tidak kalah besarnya. Maka kemudian, kepentingan praktis menjadi tantangan yang harus ditaklukkan.

Prinsip utama survei sebagai sebuah pendekatan ilmiah dalam melakukan kalkulasi politik secara terpadu, menekankan persoalan etika didalamnya.

Tentu tujuan dari sebuah survei harus dinyatakan secara jelas. Setelah itu, hal pertama secara teknis yang dibutuhkan adalah kejelasan metodologi dari penelitian atas survei tersebut.

Kelihaian dalam memilih sampel responden dari populasi masyarakat adalah kemampuan penguasaan dasar ilmu statistika, dengan demikian teknologi dalam pengumpulan data serta pengolahannya menjadi penting.

Dukungan finansial adalah faktor selanjutnya yang menjadi sarana penting dan tidak dapat dielakkan. Kemampuan pengambilan sampel yang tepat sesuai sebaran jelas membutuhkan biaya.

Problemnya kemudian muncul secara bersamaan, keingintahuan ilmiah berhadapan dengan aspek pragmatisme. Maka bukan tidak mungkin hadir survei pesanan dengan tujuan spesifik melalui pembenaran hasil data penelitian yang sesuai.

Membentuk pemahaman publik dalam sebuah hasil survei adalah bagian kerja lanjutan pasca survei itu sendiri. Opini publik bisa dibiarkan terbuka, atau kemudian dikonstruksi sesuai ekspektasi survei.

Kini konsultan politik, menjadi bidang pekerjaan baru, pembentukan citra dan opini publik adalah fokus kerja yang dilakukan, termasuk didalamnya melakukan survei.

Apakah survei pesanan tidak diperbolehkan? Jawabnya boleh tentu saja, sepanjang tidak terdapat intervensi hasil. Hal yang disepakati dalam ilmu statistik adalah hasil boleh salah tetapi tidak boleh bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun