Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silang Argumentasi antar Tradisi Teori Komunikasi

4 Mei 2018   04:25 Diperbarui: 4 Mei 2018   04:34 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam "7 Tradisi Teori Komunikasi", kita juga mengenal jenis tradisi lain, seperti; retorik, semiotic, fenomenologi, sosiokulural hingga kritis, diluar sibernetika dan sosiopsikologis. Pada bagian ini, kita akan mencoba melihat, bagaimana masing-masing tradisi berargumentasi atas tradisi lain di dalam teori komunikasi, khusus pada ranah yang bersinggungan dengan tradisi sibernetika dan sosiopsikologis.

Akar Diskusi Sibernetika dengan Tradisi Lain

Dimulai dengan konsep sibernetika memandang tradisi retorika, gagal dalam memahami kompleksitas manusia dan lingkungan hidupnya sebagai sebuah sistem yang terhubung didalamnya berbagai problem teknis. Hal tersebut, terkait posisi tradisi retorika yang memberi penekanan, pada persoalan pembangunan serta penyampaian gagasan dalam seni berbicara .

Sedangkan, tentang tradisi semiotika, maka konteks "makna" merupakan suatu bentuk, yang terdiri atas relasi serta fungsi selaras dengan sistem informasi yang dinamis, dalam pandangan tradisi sibernetika. Pada tradisi semiotika, fokus konsep dasarnya terletak pada pemaknaan tanda dan simbol sebagai kerangka dasar komunikasi, yang terpisah dari interaksi lain.

Persilangan sibernetika, pada tradisi fenomenologi, bahwa pengalaman sesunguhnya terdapat dan berlangsung pada sistem otak berpikir kita untuk memproses informasi tersebut menjadi sebuah pemahaman dan pengetahuan. Penjelasan tersebut, mengabaikan konsentrasi fenomenologi yang memberikan perhatian pada pengalaman sadar individu an sich, dan seolah pengetahuan hadir secara langsung, tanpa proses pengolahan informasi.   

Tradisi sibernetika, menempatkan individu didalam bagian dari sistem yang saling terkait dan berinteraksi, sekaligus memperhatikan proses yang berlangsung, sehingga memungkinkan untuk melakukan reduksi atas potensi ketidakpastian, didalam kerja sistem tersebut.

Sementara, pada sosisopsikologi, posisi sibernetika melibatkan komunikasi sebagai proses yang sirkuler -loop berulang, bukan linier -satu arah. Pemahaman ini disebabkan fokus sosiopsikologis yang menitikberatkan pada penjelasan psikologi terkait perilaku individu secara independen.

Berbeda dengan sosiokultural, maka sibernetika melihat keberadaan dari fungsi organisasi sosial dapat dibuat melalui sistem permodelan. Hal ini berbeda dengan sosiokultural yang mencoba mengurai komunikasi, sebagai dunia interaksi dengan manusia terlibat didalamnya. Disamping itu, sosiokultural merumuskan gagasan tentang realitas yang dibangun sebagai hasil interaksi sosial dalam kelompok, masyarakat dan budaya.

Pada tinjauan tentang tradisi kritis, maka sibernetika menjelaskan tentang keberadaan self organizing system model, yang dapat mengatasi persoalan dampak dari perubahan dan konflik sosial. Tradisi kritis melihat pesan komunikasi sebagai bagian dari bingkai kepentingan penindasan, dimana kekuasaan dan keistimewaan dimiliki oleh kelompok tertentu dan dilanggengkan dengan bentuk komunikasi yang melindungnya.

Persilangan Sosiopsikologis

Penentangan tradisi sosiopsikologis atas retorika adalah tentang keterbatasan bukti dan fakta empirik yang seharusnya ditampilkan oleh retorika, dalam upayanya melakukan teknik persuasi. Dimana, tradisi retorika sebenarnya hanya berpusat dapat seni dan kemampuan menyampaikan pendapat melalui berbicara langsung.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun