Mohon tunggu...
Yudhiani Sundari
Yudhiani Sundari Mohon Tunggu...

Seorang ibu yang pengajar, mencintai dunia anak dan crafting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Risma, Akuntabilitas Ibu Bagi Warganya

5 Februari 2015   23:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:45 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14231270821102888848

[caption id="attachment_349527" align="aligncenter" width="465" caption="Umay dan Ibu Walikota"][/caption]

Siapa yang tidakmengenal sosok walikota Surabaya yang bersahaja ini ? Kiprahnya sejak menjabat sebagai walikota Surabaya tidak diragukan lagi. Kota Surabaya sekarang sudah banyak dinaungi dengan taman - taman yang cantik, kawasan Dolly sudah ditutup.Sebagai seorang pemimpin akuntabilitasnya dalam mrmimpin warga nampak dari hal hal yang nampaknya sepele namun berarti. Pengakuan kerja kerasnya juga mnedapat apresiasi dari dunia luar. Kali ini penghargaan datang dari World Mayor Prize (WMP) yang setiap tahun menunjuk Wali Kota terbaik dunia. Dalam anugerah World Best City Mayor 2014, Wali Kota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau terkadang ditulis Tri Risma Harini baru saja dinobatkan menjadi pemenang Wali Kota terbaik ketiga. Dari berbagai karakteristik yang melekat padanya saya melihat ia adalah seorang ibu. Ibu bagi warganya..

1.Amanah

Sifat Bu Risma Yang Amanah nampak dari prinsip hidupnya Prinsip yang sering dikatakannya adalah Jika salah satu saja dari warga saya yang tidak puas, bagaimana saya menjawab dihadapan Allah nanti? Pertanyaannya, kenapa Risma begitu perhatian pada kelompok masyarakat tersebut, terutama anak-anak? Kenapa pula sampai perlu dia mengembangkan "Kampung Belajar" tersebut. "Karena pertanyaan yang paling susah nanti kalau saya ketemu malaikat, 'Kamu punya anak-anak kok nakal Risma?'," sebut Risma lugas. (http://regional.kompas.com/read/2014/11/14/21265121/Ini.Pertanyaan.Paling.Susah.Menurut.Tri.Rismaharini). Suatu prinsip yang sudah sangat jarang dijumpai di saat sekarang, dimana elit politik tidak peduli dengan raskyat yang menjadi amanahnya

2.Empati

Sabagai seorang pemimpin tentu beliau menghadapi dunia politik yang keras, namun beliau tetaplah seorang ibu. Bahkan ibu bagi rakyat yang dipimpinnya. Suatu saat bu Risma membuka acara Penganugerahan Pendamping terbaik bagi mahasiswa yang berhasil mendampimpingii adik asuhnya untuk bersekolah lagi.. Tanpa segan Ibu Risma menyebut mereka adalah anaknya. Semua bergembira tak terkecuali seorang nak tunagrahita bernama Umay. Ketika acara selesai Bu Risma pun pamiit dan meninggalkan acara. Tiba tiba terdengar tangisan keras seorang anak mencari ibunya.. Ternyata Umay kehilangan ibunya, yakni bu Risma. Kemudian pengasuh menelpon dan melaporkan kondisi ini pada Ibu Walokota. Alih alih mendahulukan kegiatan dinas lain sebagai seorang pejabat yang sibuk, bu Risma kembali. Umay nampak gembira dan manja ketika ibunya datang. Bahkan ia enggan untuk berpisah kletika sang ibu harus pergi, sehingga bu Risma harus membujuk... ‘Ibu kerja dulu agar dapat uang agar kamu dapat belajar joget dan nari lagi’. (http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/22/ngyour-kisah-haru-tri-rismaharini-dan-umay)

Kisah kedua adalah dari kisah anak dari korban penumpang AirAsia, Chaira yng ditinggal sebatangkara di Singapura ketika terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa ayah ibu dan adik adiknya. Ketika Chaira harus kembali ke Singapura Bu Risma menitipkan surat dan oleh oleh untuk sekolahnya. Suratnya menyatakan bahwa psikologis Chaira harus diperhatikan, dan diberi ijin jika sewaktu waktu harus pulang ke Indonesia. Sementara kain batik dan oleh-oleh khas Surabaya juga dikirimkan sebagai tanda, bahwa Chiara adalah putri daerah Kota Surabaya http://siarbatavianews.com/news/view/3350/wali-kota-surabaya-titip-surat-dan-batik-untuk-kepsek-chiara-di-singapura .

Empati yang tinggi juga nampak dalam kerja keras ibu walikota dalam mendampingi para korban Air Asia di Crisis Center Juanda. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memantau perkembangan tragedi AirAsia QZ8501 dari menit ke menit..
Namun ada saatnya pula Risma keletihan sehingga harus dibantu dengan dua oksigen.

3. Komitmen

Layaknya komitmen untuk menjaga anaknya, komitmen untuk menjaga lingkungan juga nampak dari kerja kerasnya dalam menjaga taman - taman di kota Suabaya Ketika taman Biungkul rusak Ibu Wali kota pun marah besar ketika acara bagi bagi es krim gratis membuat rusak tanaman yang tumbuh di taman Bungkul. Komitmen mengenai lingkungan juga nampak dari kebersihan kota Surabaya, pada pagi hari sebelum jalan sibuk dengan hiruk pikuk kendaraan, puluhan penyapu jalan sudah bekerja keras membersihkan jalan kota Surabaya. Komitmen yang nampak juga pada saat Malam tahun Baru, pada pagi harinya sudah kembali bersih padahal sebelumnya tumpukan bekas makanan dan minuman bekas kegiatan perayaan Tahun Baru berceceran dimana mana. Masih terkait dengan lingkungan, dalam kaitanya dengan mengurai kemacetan.Ibu Risma lebih memilih untuk melanjutkan proyek MERR daripada membuat jalan tol baru yang menurutnya akan menambah masalah kemacetan di Kota Surabaya. Betapa amanahnya ibu Risma dalam mengembah tugasnya sebagai walikota. Sentuhan seorang ibu yang juga seorang pemimpin. Salut untuk mu ibu!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun