Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Peforma Motor Lebih Dipengaruhi Mana? Besar Kubikasi Mesin atau Jumlah Silinder Mesin?

28 Februari 2021   12:22 Diperbarui: 28 Februari 2021   12:23 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Kawasaki Ninja ZX25R. Sumber Gambar: www.otomotif.tempo.com

Karna dibuat untuk harian, motor-motor kecil sering hanya di bekali mesin silinder tunggal. Sumber Gambar: www.otomotif.kompas.com
Karna dibuat untuk harian, motor-motor kecil sering hanya di bekali mesin silinder tunggal. Sumber Gambar: www.otomotif.kompas.com

Berbeda cerita dengan motor berkapasitas besar yang lebih sering dipakai untuk perjalanan jarak jauh atau kompetisi balap. Motor-motor tersebut dituntut untuk lebih mementingkan tingkat kecepatan daripada torsi. Sehingga motor-motor tersebut dirancang untuk memiliki jumlah silinder yang lebih banyak untuk memaksimalkan peforma dan mendapatkan kecepatan puncak lebih cepat.

Salah satu motor balap 1000cc tersukses dengan jumlah silinder terbanyak adalah Honda RC211V di kelas MotoGP. Honda RC211V memiliki lima silinder mesin dengan mengusung bentuk mesin V5 berkapasistas 990cc. Berkompetisi dari tahun 2002 sampai dengan 2006, Honda RC211V terbukti digdaya di kelas Motogp dengan hanya sekali kalah di klasemen pabrikan pada tahun 2005. Dengan jumlah silinder mesin sebanyak itu maka sangat cepat untuk RC211V meraih top speed tercepatnya, walau harus mengorbankan torsi di awal balapan.

Valentino Rossi menunggang Honda RC211V. Sumber Gambar: www.sports.okezone.com
Valentino Rossi menunggang Honda RC211V. Sumber Gambar: www.sports.okezone.com

Sementara motor balap 1000cc tersukses dengan jumlah silinder tersedikit adalah Ducati 916 yang meraih gelar juara pabrikan World Superbike sebanyak empat kali diperiode 90an. Ducati 916 memiliki dua silinder mesin dengan bentuk mesin V Twin berkapasitas 916cc. Dengan jumlah silinder yang lebih sedikit dari kompetitornya saat itu, Ducati dapat mengungguli pesaingnnya di awal balapan dengan torsi awal yang lebih besar.

Carl Fogarty menunggang Ducati 916 di tahun 1995. Sumber Gambar: www.Bennetts.co.uk
Carl Fogarty menunggang Ducati 916 di tahun 1995. Sumber Gambar: www.Bennetts.co.uk

Kesuksesan Ducati 916 tidak lepas dari regulasi World Superbike saat itu yang mengklasifikasikan kapasitas mesin dengan jumlah silinder yang dimiliki. Sehingga dengan jumlah silinder yang lebih sedikit, Ducati dapat membuat motor dengan kapasitas mesin yang lebih besar. Sehingga Ducati 916 memiliki tenaga puncak yang lebih besar dari para pesaingnya walau membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan maksimumnya.

Berbeda dengan regulasi Motogp yang membekukan kapasitas maksimal mesin berapa pun jumlah silinder mesinnya. Honda melihat hal ini sebagai kesempatan untuk membuat motor super kencang dengan mengaplikasikan lima silinder mesin. Valentino Rossi yang menunggang Honda RC211V di tahun 2002 dan 2003 mendeskripsikan motor tersebut sebagai monster. Terutama motor tahun 2002 yang belum dibekali control traksi dan ecu elektronik, sulit sekali membuat ban belakang tidakngepot saat balapan.

Valentino Rossi: Susah membuat ban belakang tenang saat balapan. Sumber Gambar: www.Crash.net
Valentino Rossi: Susah membuat ban belakang tenang saat balapan. Sumber Gambar: www.Crash.net

Peran Kapasitas Mesin

Kapasitas kubikasi mesin berperan besar pada peforma sebuah motor. Jika jumlah silinder berperan pada karaktersistik torsi dan tarikan motor maka kubikasi mesin jelas berperan dalam tenaga maksimal motor. Kita ambil contoh Ducati 916, saingan Ducati 916 saat itu adalah Kawasaki ZX75R dan Honda RC45 yang memiliki kapasitas mesin 750cc dengan empat silinder mesin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun