Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa, patut kita banggakan. Di tengah keragaman budaya dan bahasa, bahasa Indonesia hadir sebagai jembatan komunikasi antar suku dan etnis. Namun, di balik kebanggaannya, bahasa Indonesia tak luput dari berbagai problematika.
Pertama, minimnya literasi. Budaya membaca masih rendah, sehingga pemahaman masyarakat terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar masih tertinggal. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan berbahasa, baik dalam lisan maupun tulisan.
Kedua, pengaruh bahasa asing. Globalisasi dan kemajuan teknologi membawa pengaruh besar terhadap bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, semakin marak, bahkan di situasi formal. Hal ini dikhawatirkan dapat menggeser posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Ketiga, campur aduk bahasa. Fenomena bahasa gaul dan bahasa prokem kian menjamur. Penggunaan bahasa yang tidak baku ini, meskipun dapat memperkaya khazanah bahasa, dikhawatirkan dapat merusak struktur dan kaidah bahasa Indonesia.
Keempat, kurangnya edukasi. Kurangnya edukasi dan pembinaan bahasa Indonesia, baik di sekolah maupun di masyarakat umum, menjadi salah satu faktor penyebab problematika bahasa Indonesia.
Kelima, peran media massa. Media massa, baik cetak maupun elektronik, memiliki peran penting dalam menyebarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, tidak jarang media massa justru menjadi sumber kesalahan berbahasa.
Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Pertama, meningkatkan budaya literasi. Menumbuhkan minat baca masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan.
Kedua, memfilter pengaruh bahasa asing. Memanfaatkan bahasa asing untuk memperkaya bahasa Indonesia, tanpa harus menggeser kedudukan bahasa Indonesia.
Ketiga, melestarikan bahasa Indonesia. Mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di berbagai situasi dan kondisi.
Keempat, memperkuat edukasi bahasa Indonesia. Meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dan memberikan pembinaan bahasa Indonesia kepada masyarakat umum.