Mohon tunggu...
Yuda Riskiawan
Yuda Riskiawan Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa

Kehidupan yang penuh kebohongan dan semua ucapan yang keluar dari lisan yang penuh dosa tidaklah selalu benar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menangisnya Bumi Cendrawasih

10 Oktober 2019   21:49 Diperbarui: 10 Oktober 2019   21:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Papua adalah provinsi terluas dan terbesar di indonesi,papua merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.papua memiliki banyak keindahan mulai dari sumber daya alam,budaya lokal yang beragam jenisnya.papua juga memiliki suku yang amat banyak.

Jumlah suku di papua yang teridentifikasi berjumlah 255 suku.papua memiliki sumber daya alam yang luar biasa kaya mulai dari ke indahan alam dan kekayaan bahan tambangnya.tak heran kalau papua jadi rebutan negara luar indonesia karena papua begitu kaya akan hasil tambangnya yang berupa emas. 

Provinsi Papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencakup seluruh wilayah Papua Bagian barat. Sejak tahun 2003, dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan terbesar pertama di Indonesia. 

Papua saat ini banyak mengalami kontroversi yang diawali PT.Freepor yang terus memperpanjang masa kerja di tanah Papua yang berbagi hasil dengan Amerika dan negara lainnya.walaupun PT Freeport adalah salah satu sumber penghasilan negara yang besar dan PT Freeport juga sering mengadakan event-event besar atau menyumbang untuk daerah-daerah di Indonesia yang mengalami bencana namun di semua hal itu PT Freeport juga semakin lama semakin merusak alam di tanah papua.alam Papua sudah banyak tercemari oleh PT PT emas dalam negeri maupun luar negeri.

PT Freeport sudah seharusnya diberhentikan di tanah Papuayang semakin hari membuat tanah Papua sengsara dan yang baru-baru ini lewatnya kapal pesiar di perairan Papua membuat keindahan laut Papua rusak contohnya saja yang terjadi di raja Ampat.

Raja Ampat sudah banyak karang karang yang rusak oleh seringnya kapal pesiar yang lewat tanpa mengetahui kedalaman atau perairan yang ada di sekitar raja Ampat. Baru-baru ini terjadi konflik di tanah Papua lebih tepatnya di daerah Wamena yang kejadian bermula saat guru pengganti bernama Riris Panggabean meminta salah satu muridnya membaca dengan keras. 

Melihat hal itu, dia berpendapat jika kerusuhan yang terjadi di Wamena dilakukan secara sistematis oleh massa yang kemudian berujung pada kekerasan. Komnas HAM mencatat jika korban tewas akibat peristiwa itu mencapai 31 orang. Angka itu belum ditambah 43 korban luka yang butuh penanganan segera di rumah sakit. Mereka mengalami cedera serius mulai dari gegar otak, patah kaki, dan lain-lain.Komnas HAM mendorong pengungkapan kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Provinsi Papua, hingga tuntas. Menurut Damanik, sangat penting untuk diungkap dari siapa pelaku hingga motifnya untuk menghindari peristiwa yang berulang.Di balik konflik yang terjadi di wamena ada digaan keterlibatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, dalam kerusuhan yang terjadi di Wamena, Jayawijaya, Papua. Mereka disebut sengaja membangun kerusuhan agar dunia luar mendukung kemerdekaan Papua dan Papua Barat.Terlepas dari semua itu pemerintah masih belum mengambil keputusan yang berdampak besar terhadap konflik yang ada di papua saat ini.Pemerintah pusat saat ini masih sibuk dengan kursi jabatan DPR RI yang di perebutkan oleh banyak orang dan RUU KUHP yang kontroversi yang masih mengambang. Pemerintah pusat sudah seharusnya memperhatikan lebih tanah Papua yang semakin hari semakin banyak kontroversi yang terjadi di tanah Papua harusnya pemerintah sudah mulai bertindak akan hal-hal yang melenceng.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun