Mohon tunggu...
Inovasi

Komunikasi Internasional dan Arus Bebas Informasi

9 Oktober 2018   01:13 Diperbarui: 9 Oktober 2018   01:18 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Komunikasi internasional adalah komunikasi mendunia atau komunikasi antar negara yang ada di dunia ini. Komunikasi internasional telah mengalami perjalanan dan perkembangannya, tentu saja segala permasalahan dan keadaan yang sudah dilewati memicu lahirnya sebuah teori. Teori tercipta untuk menyusun serta menjelaskan segala sesuatu yang terjadi dan lebih memudahkan.

Salah satu teori dalam komunikasi intenasional adalah arus bebas informasi (free flow information), teori ini terjadi di akhir perang dunia II dan digunakan untuk perdagangan barang dan jasa ke luar negeri. Free flow information adalah pasar bebas dan liberal yang diperjuangkan oleh pemilik media untuk mendapatkan hak mereka dalam menjual atau membagikan informasi secara bebas.

Dijelaskan oleh Pickard dalam communication inquiri, bahwa perhatian atas kualitas dari informasi yang berkembang kala pertengahan tahun dari 1840-an dari komisi pembebasan pers, Hutchins, telah menjatuhkan dalam kuantitas yang cukup besar, tentang analisis wacana barat tahun 1970-an. Dijelaskan pula bahwa penggunaan arus bebas informasi untuk pencapaian utama dari kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat.

Arus bebas infomasi digunakan untuk mengkontrol infomasi dan memudahkan kekuasaan, karena dengan informasi yang meluas dan bebas membuat semua orang mengetahui hal-hal yang sebelumnya belum mereka ketahui serta mulai bisa menimbang dan menilai negara lain. Pengetahuan mengenai negara lain semakin luas namun free flow information bisa menjadi permasalahan atau boomerang bagi negara itu sendiri.

Dengan adanya teori komunikasi internasional free flow information, menyebabkan berkembangnya fokus studi di bidang komunikasi internasional, seperti imperialisme media, globalisasi, privatisasi dan era informasi. Semua studi komunikasi tersebut memiliki kaitan dengan free flow information.

Setelah arus bebas komunikasi berjalan, mulai muncul global communication order atau yang kita kenal dengan tata komunikasi dan informasi dunia baru. Kemunculannya berasal dari pemimpin-pemimpin dunia ketiga yang menyadari bahwa free flow information adalah arus informasi yang tidak seimbang. Arus informasi bebas akhirnya menjadi arus utara ke selatan dan barat ke timur tetapi tidak ada arus informasi yang seimbang dari timur ke barat atau dari selatan ke utara.

Berikut beberapa ketimpangan yang terjadi dalam masalah ketakseimbangan arus informasi dan komunikasi seperti tampak pada aspek berikut:

  • Perbedaan kemampuan ekonomi.
  • Perbedaan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
  • Perbedaan sistem nilai.
  • Adanya dominasi negara maju terhadap media negara berkembang, sejauh menyangkut aspirasi negara berkembang.
  • Tidak adanya hubungan yang saling menguntungkan dibidang informasi dan komunikasi.
  • Untuk menyeimbangkan arus informasi ini masih menimbulkan sejumlah kendala: baik yang bersifat internal maupun eksternal.
  • Kendala internal mencakup kekurangan dana, fasilitas, dan keahlian yang mengakibatkan upaya yang dilakukan negara-negara Asia-Afrika menemui kegagalan, meski negara-negara Asia dan Afrika yang tergabung dalam gerakan Non-Blok(GNB), telah membentuk NANAP (Sebuah pool kantor berita negara berkembang tersendiri).
  • Kendala eksternal berupa keenganan dan kekurangan peduli negara-negara utara/barat untuk memenuhi tuntasan gagasan informasi baru, padahal kemampuan politik negara negara maju sangat diperlukan bagi terwujudnya keseimbangan informasi internasional, mengingat sejauh ini mereka terus mendominasi sistem dan srus informasi internasional.

Arus bebas informasi tentu saja menguntungkan bagi beberapa negara untuk kepentingan perdagangan atau propaganda. Namun ketidakseimbangan arus bebas informasi juga merugikan beberapa negara, karena informasi untuk kekuasaan maka berpengaruh pada media. Media menjadi salah satu akses informasi arus bebas, pada akhirnya media dikuasai dan digunakan untuk kepentingan.

Contoh kecil saat ini walaupun bukan di era arus bebas informasi, namun bebrapa media yang seharusnya keberagaman isi (diversity of content) namun menjadi kepentingan kampanye dan kepentingan bagi pemilik media itu sendiri dan keberagaman isi pun hilang. Itu contoh di dalam negara Indonesia saja, lalu bagaimana jika dikaitkan dengan komunikasi internasional yang menyangkut bnayak Negara tentu saja memiliki dampak yang sangat besar.

Referensi

  • Pickard, Victor.  (2007). Journal of communication Inquiry :Neoliberal Vision and Revisions in Global Communication policy from NWICO to WSIS. (http://jci.sagepub.com/content/31/2/118). Publisher: Sage
  • Schiller (1976) dalam pickard (2007)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun