Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan, Politik dan Keterbukaan Informasi Publik

Akademisi dan aktivis keterbukaan informasi publik. Tenaga Ahli Komisi Informasi (KI) Prov Jabar, mantan Komisioner KPU Kab Bandung dan KI Prov Jabar. Alumni IAIN Bandung dan S2 IKom Unpad ini juga seorang mediator bersertifikat, legal drafter dan penulis di media lokal dan nasional. Aktif di ICMI, Muhammadiyah, dan 'Aisyiyah Jabar. Aktifis Persma "Suaka" 1993-1999. Kini sedang menempuh S3 SAA Prodi Media dan Agama di UIN SGD Bandung. Menulis sebagai bentuk advokasi literasi kritis terhadap amnesia sosial, kontrol publik, dan komitmen terhadap transparansi, partisipasi publik, dan demokrasi yang substantif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Silaturahim: Jalan Sunyi yang Menjadi Jalan Rezeki

22 Juni 2025   18:15 Diperbarui: 22 Juni 2025   18:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr Aqua Dwipayana (Sumber:DokPri Aqua D)

"Seperti mencampur kopi dan gula. Hidup butuh keselarasan. Pahitnya perjuangan dan manisnya hasil akan selalu seimbang jika diikuti dengan hati."
--- Dr Aqua Dwipayana

Dalam pusaran hidup yang makin sulit, di tengah ekonomi global yang bergejolak dan kebijakan nasional yang menuntut efisiensi, banyak orang mulai sadar bahwa ada satu nilai lama yang tak pernah usang: silaturahim. Beberapa pekan terakhir, saya merenungi hal yang tak pernah saya kira sebelumnya: silaturahim adalah jalan rezeki paling sunyi, tapi juga paling pasti.

Banyak teman lama yang tiba-tiba menghubungi saya. Awalnya sekadar menyapa, lalu pelan-pelan membuka pintu curhat. Sebagian saya temui langsung, sebagian lainnya hanya lewat gawai. Tapi isi curhatnya nyaris seragam: hidup makin berat, penghasilan menurun, harapan kian surut.

Mereka tak bicara soal tren atau teori ekonomi. Mereka bicara sebagai manusia biasa yang sedang mencoba bertahan dalam hidup yang tiba-tiba tak bersahabat.

Lalu, tanpa mereka sadari, di tengah keputusasaan itu---mereka menemukan satu titik terang: pentingnya silaturahim.

Selama ini, banyak dari kita mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, target, dan rutinitas. Sampai-sampai lupa bahwa jaringan pertemanan, ukhuwah, dan hubungan antarmanusia tak hanya soal sosial, tapi juga soal spiritual.

Saya membaca kisah-kisah Dr Aqua Dwipayana, seorang motivator nasional yang tidak hanya bicara tentang nilai, tapi menjalani sendiri apa yang ia sampaikan.

Ketika orang lain mengeluh soal rezeki yang sempit, beliau justru mendapat rezeki bertubi-tubi dari arah yang tak disangka-sangka. Saat bertemu mantan Kajati Sumbar, saat mampir ke Bank Syariah Indonesia, bahkan saat hanya berniat silaturahim sederhana ke rumah seseorang yang baru dikenal---rezeki, undangan berbicara, bahkan peluang kehidupan baru justru datang menghampiri.

Dr Aqua D silaturahim dengan mantan Kejati Sumbar (Sumber:DokPri Aqua D)
Dr Aqua D silaturahim dengan mantan Kejati Sumbar (Sumber:DokPri Aqua D)

Bagi Dr Aqua, silaturahim bukan aktivitas seremonial, tapi ibadah. Niatnya bukan duniawi, tapi ruhani. Karena itu, ia selalu tenang, optimis, dan bahagia menjalani hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun