Mohon tunggu...
Yusuf Risanto
Yusuf Risanto Mohon Tunggu... Dosen - Sedang studi doktoral di HUST Wuhan, China

Researcher | Traveler | Reader | Amateur Photographer | Connoisseurs of History

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Intelektual dan Kekuasaan

15 Oktober 2019   20:40 Diperbarui: 15 Oktober 2019   20:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah perkembangan suatu bangsa seringkali tidak pernah lepas dari peran masyarakat terdidik. Sebuah masyarakat yang biasa dinamakan sebagai kelompok intelektual. Indonesia sendiri dalam perjalanan sejarahnya tidak lepas dari sepak terjang peran kelompok ini. Kelompok intelektual di Indonesia tidak pernah absen dalam setiap periode perubahan sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa. 

Mulai tahun 1908 hingga 1998 kelompok intelektual telah hadir sebagai kelompok yang berada di garda depan sebuah perubahan bangsa Indonesia. Kelompok ini pulalah yang menjadi pendobrak dalam perubahan metode perjuangan sebuah ide ataupun cita-cita. 

Perjuangan kemerdekaan melalui perang fisik menjadi sesuatu hal yang "basi" dan dianggap tidak efektif ketika kelompok ini menjadikan diplomasi sebagai alat perjuangan yang mereka anggap lebih ampuh dan tangguh. 

Dahsyatnya kekuatan kelompok intelektual tidak sedikit yang membuat kelompok status quo (penguasa) menjadikan kelompok intelektual sebagai pihak yang membahayakan kekuasaan. 

Kekuatan bagi kelompok intelektual tidak lagi dilihat dari kekuatan persenjataan akan tetapi dari kekuatan pemikiran. Pemikiran-pemikiran yang kritis menjadi senjata yang ampuh bagi kelompok intelektual untuk "menyerang" para penguasa yang otoriter. 

Saking kewalahannya para penguasa dalam mengendalikan kelompok ini mereka hingga harus menggunakan cara-cara yang di luar batas-batas kemanusiaan. Sudah banyak dicatat dalam sejarah bagaimana kelompok intelektual diperlakukan secara tidak manusiawi oleh penguasa yang lalim.

Siapakah sebenarnya kelompok intelektual ini? Cendekiawan, cerdik pandai, maupun intelegensia merupakan istilah-istilah yang sering digunakan sebagai padanan istilah intelektual. 

Tidak sedikit kalangan yang menganggap kelompok intelektual adalah sebatas orang-orang yang berada dalam lingkungan akademik (kampus) semata, baik itu dosen maupun mahasiswa. Pemahaman tersebut wajar saja karena bisa jadi pemahaman tersebut muncul dari fakta sejarah perjalanan bangsa ini yang memang kelompok intelektual banyak didominasi orang-orang yang berlatar belakang mahasiswa atau pelajar. 

Siapa yang tidak mengenal sepak terjang Soekarno, Hatta, Sjahrir, Mohammad Yamin, Soetomo, Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara? Mereka semua adalah sedikit contoh manusia-manusia pejuang Indonesia yang berlatar belakang pelajar. Mereka adalah kelompok intelektual yang menjadikan senapan bukan lagi sebagai alat perjuangan. Sebaliknya, alat utama perjuangan mereka adalah pemikiran yang diwujudkan dalam bentuk pamflet, artikel, buku maupun pengajaran.

Syed Hussein Alatas (1988) mengartikan seorang intelektual sebagai seseorang yang memusatkan diri untuk memikirkan ide dan masalah nonmaterial dengan menggunakan kemampuan penalarannya. Seorang intelektual mempunyai kemampuan dan kemauan berpikir dan mengetahui segala akibat dari setiap tindakan. Hal itulah yang membedakan antara seorang intelektual dan nonintelektual. 

Sementara Selo Soemardjan (1983) memberikan pembedaan antara seorang intelektual dan nonintelektual pada konteks kebebasan dalam berpikir. Seorang intelektual menjadi berbeda dengan seorang nonintelektual dikarenakan ia memiliki kecenderungan untuk berani melawan arus pemikiran orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun