Mohon tunggu...
YOY_ 57
YOY_ 57 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lamongan asli

Mahasiswa FKIP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNISDA LAMONGAN

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sukodadi Macet

25 Juni 2019   01:40 Diperbarui: 25 Juni 2019   07:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: storyWhatapps koncoku dodolan kopi

Sedikit bercerita...

Sebagai salah satu warga kecamatan sukodadi, lima hari terakhir pemandangan di jalan poros babat surabaya tepatnya di kecamatan sukodadi terlihat beda. Ya betul perbaikan jalan. Kami sangat berterima kasih pemerintah sudah memperhatikan kenyamanan pengguna jalan dengan memperbaiki Jalan yang tiap hari dilalui kendaraan dengan tonase berat maupun ringan, baik dari arah barat maupun timur. 

Terlihat banyak alat berat dan juga alat alat lainya untuk mendukung proyek tersebut. Penutupan jalur menuju arah barat dan mengalihkanya satu jalur tidak mampu mengurai kemacetan, maklum lah jalan ini adalah jalan poros. 

Terlihat bapak tua seorang sopir memegang kening tatapanya sayu seakan memendam suatu perasaan muak. Pak (sapaku) kopi pak? Maklumlah memanfaatkan keadaan masyarakat sekitar mencoba mengadu rejeki dengan berjualan asongan termasuk aku, kembali ke pak sopir tadi, setelah kopi kutawarkan tanpa menjawab dia hanya melambai tangan menandakan beliau tidak minat membeli kopi. 

Aku pergi dan berfikir kasihan pak tua itu mungkin dia sudah lama terjebak macet. Dik kopi.. sapa seorang sopir, siap sam jawab saya sok akrab. Setelah membeli kopi beliau bertanya lapo dik kok macet?

Perbaikan jalan pak jawabku..harusnya sosialisasi di berikan di jauh sebelum masuk sukodadi dan pengalihan arus disediakan, jadi sopir sopir gak tersiksa gini, kata sopir tersebut. Benar juga banyak kendaraan bermuatan yang terjebak hampir berjam jam untuk lepas dari macet, apalagi di tambah simpang siurnya pengalihan jalan yang dilakukan warga bukan dari pihak yang terkait. 

Warga hanya ingin sekedar membantu tentunya dengan uang se-ikhlasnya dari para sopir hal tersebut tidak banyak membantu mengurai macet. Mungkin jika yang turun dari bapak bapak satlantas dan dishub hal ini lebih bisa ter-atasi dan tidak mungkin ada pungli dari warga. 

Lalu setelah beberapa hari saya berfikir apakah ini masih terjadi lama, jika proyek ini masih lama tentunya banyak pihak yang dirugikan pertama sopir selain rugi waktu mereka tentunya akan ada biaya tambahan saat macet, tenaga dan mungkin telat untuk bongkar muat barang yang dibawanya. 

Kedua rawan kecelakaan. Terjadi tabrakan antara pengendara sepeda motor dan mobil avanza tepatnya di desa talun karna pengalihan jalur yang kurang tertata. Itu salah satu contoh saja. Ketiga pedagang warung makan dan tukang tambal ban yang mendadak tutup karna area depan warung terjadi macet dan jalan ditutup. Entah saya juga tidak tau ini harusnya bagaimana tapi itu memang terjadi.

Jika boleh memohon sebagai masyarakat, untuk pihak yang menangani proyek untuk lebih bisa dipercepat sehingga jalan kembali bisa digunakan, tapi juga saya bukan lulusan sarjana teknik yang mengerti berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk jalan kembali bisa digunakan. Kedua bapak dishub dan pihak lantas tolong bisa turun langsung ke lapangan agar pengalihan arus lebih terkoordinasi, meminimalisir kecelakaan dan mencegah adanya pungli.

Kami hanya masyarakat awam yang bercerita berdasarkan apa yang dilihat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun