Mohon tunggu...
Zefan Golo
Zefan Golo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

With heart to God n hand to man

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Maria Walanda Maramis Sosok Ibu Terbaik dari Bumi Nyiur Melambai

22 Desember 2015   09:27 Diperbarui: 22 Desember 2015   11:52 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tanggal 22 Desember 2015 merupakan Hari Ibu di Indonesia, kalau ada yang bertanya mengapa tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu, maka kita perlu tahu tentang sejarahnya, sehingga kita tidak hanya sekedar mengucapkan selamat hari ibu tapi kita tahu apa yang menjadi alasan kita memperingatinya. Hari ibu pertama kali dideklarasikan dan ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 22 Desember tahun 1959, dan itu terus dirayakan sampai sekarang. Pemerintah pada waktu itu, menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, karena pada tanggal 22-25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia, yang di anggap sebagai awal dari berdirinya organisasi para pejuang wanita yang pertama Indonesia.

Sebenarnya sebelum konggres perempuan itu di deklarasikan, di Indonesia sudah ada banyak penjuang perempuan yang cukup ikut andil besar dalam perjuangan di Indonesia ketika masih di kuasai para penjajah. Waktu masih duduk di bangku SD saya masih ingat nama tokoh-tokoh pejuang perempuan seperti, Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan masih ada beberapa lagi tapi itu saja yg masih saya ingat, mungkin pengaruh umur... hehehe

Tulisan saya kali ini, sedikit membahas tentang sosok pejuang perempuan yang mungkin tidak terlalu familiar di telinga kita, sosok ini merupakan seorang perempuan dari bumi "Nyiur Melambai" yang berjuang mendobrak adat dan budaya, memperjuangkan kemajuan serta emansipasi perempuan dalam politik dan pendidikan. oh iya, mungkin masih ada yang belum tahu apa sih bumi nyiur melambai itu ? Bumi Nyiur Melambai merupakan nama lain atau sebutan dari Sulawesi Utara (Manado) khususnya tanah Minahasa.

Sosok ibu yang akan saya ceritakan ini lahir di di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872. Ia diberi nama Maria Josephine Catherine Maramis, tapi dalam kesehariannya masyarakat Minahasa akrab memanggilnya Ibu Maria Walanda Maramis (suaminya bernama Joseph F.C. Walanda).

Jujur saya juga baru tahu kalau ternyata ada tokoh perempuan pejuang dari Manado seperti ibu Maria Walanda, ketika beberapa bulan yg lalu saya berkunjung ke kota Manado untuk mengikuti kegiatan pertemuan mahasiswa Indonesia Timur di Tomohon. Dalam kegiatan kami itu, seorang pemateri sedikit membahas tentang bagaimana peran wanita di Indonesia timur, dan saya tertarik dan baru tahu ketika pemateri membahas peran Maria Walanda Maramis untuk kaum perempuan di Manado. Sebelumnya saya hanya tahu tentang tokoh / pahlawan nasional dari manado seperti Sam Ratulangi yang terkenal dengan semboyan "Si tou timou tumou tou" (Manusia hidup untuk menghidupi manusia yang lain). Selain itu yang saya tau dari Manado adalah bubur dan bibir manadonya.. hahaha

Setelah saya tahu tentang ibu Maria Walanda, saya mencoba mencari di om google tentang biografi lengkapnya, dan ternyata memang benar bahwa Ibu Maria Walanda punya peran besar bagi para kaum perempuan termasuk para ibu-ibu di tanah Minahasa. Ibu Maria Walanda disebut sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki bakat istimewa bahkan terkadang jauh lebih baik daripada kaum lelaki pada waktu itu. Bagi masyarakat di tanah Minahasa tanggal kelahirannya (1 Desember) diperingati sebagai Hari Ibu Maria Walanda Maramis, jadi boleh dibilang masyarakat di Manado sudah lebih dulu merayakan hari ibu. :)

Peran besar ibu Maria Walanda terlihat jelas ketika ide dan pemikirannya dituliskannya pada artikel-artikel atau koran milik pemerintah kolonial Belanda, padahal waktu itu masih kurang sekali kaum perempuan yang bisa membaca dan menulis. Ibu Maria Walanda menulis tentang pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Menurut ibu Maria Walanda, Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya dalam keluarga.

Karena kesadarannya akan peran perempuan dan ibu, maka ibu Maria Walanda dan beberapa teman dekatnya mendirikan organisasi perempuan pertama di Manado yaitu Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917. Tujuan ibu Maria Walanda mendirikan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya. Ibu Maria Walanda juga aktif mewujudkan cita-citanya supaya kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Ibu Maria Walanda yakin bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama untuk menuntut ilmu seperti laki-laki. Selain itu, dia juga berjuang supaya perempuan diberi tempat dalam urusan politik, misalnya hak untuk memilih dan duduk dalam keanggotaan Dewan Kota. Karena semangat dan kerja kerasnya meskipun ibu Maria Walanda memiliki keterbatasan dalam dana, dia mampu membuat orang-orang terpandang di Manado pada waktu itu dengan sukarela memberikan bantuannya kepada ibu Maria Walanda dan teman-teman. Ibu Maria Walanda Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya pada tanggal 22 April 1924. (Sumber: Wikipedia)

Memperingati hari Ibu Nasional kali ini, dari teladan ibu Maria Walanda Maramis saya belajar menyadari bahwa keinginan luhur dari seorang ibu Maria Walanda Maramis adalah supaya perempuan terkhususnya sosok ibu mendapat penghormatan terbaik, karena seorang ibu memiliki peran yang besar bagi kehidupan keluarga bahkan bagi kemajuan sebuah bangsa.

Mungkin memang sekarang sudah banyak kemajuan yang kita lihat dari para kaum perempuan di Indonesia, tapi kalau kita lihat kondisi akhir-akhir ini, dimana masih banyak terjadi kekerasan yang dialami perempuan/ibu (KDRT), Prostitusi artis yang semakin terlihat jelas, masih adanya di beberapa daerah kaum ibu yg buta huruf dan banyak lagi hal-hal buruk yang masih dialami kaum perempuan, maka kita berharap akan ada kembali muncul sosok perempuan atau ibu yang dapat meneruskan perjuangan ibu Maria Walanda Maramis yang berjuang agar perempuan / kaum ibu mendapatkan kedudukan yang mulia.

Selamat Hari Ibu...

(ZAG)

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun