Mohon tunggu...
Yoshi Hervandar
Yoshi Hervandar Mohon Tunggu... Buruh - Suka Perdamaian

Habib Rizieq adalah titisan Soekarno, orasinya membangkitkan semangat, mendengarnya membangkitkan nasionalisme

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangga Bersalaman, Lupa Ketika Diteriaki Dijalan

2 Maret 2017   17:17 Diperbarui: 2 Maret 2017   17:27 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang lucu ketika para pemuja Ahok dengan begitu “bangganya” memperlihatkan foto ketika Ahok berjabat tangan dengan Raja Salman. Ada berita, meme, dan opini yang kemudian diviralkan sedemikan rupa, lalu menjadi sebentuk kesimpulan terbuka, yang isinya kurang lebih seperti ini; “Tuh, kan, Ahok saja bisa bersalaman, lalu dimana kelompok-kelompok onta itu berada?”. Agak asik, terutama mereka bisa bernafas lega ketika junjungannya bisa bersalaman dengan Raja Salman, tapi ada banyak hal lucu dan tak masuk akal yang mereka lupa.

Pertama, tak perlu dibanggakan, bahwa Ahok bisa diberi kesempatan menyambut Raja Salman karena itu memang sudah seharusnya secara protokoler, bahwa Ahok yang saat ini menjabat sebagai Gubernur, memang mempunyai “kewajiban” untuk menyambut tamu negara, terutama yang datang ke Jakarta. Ahok, posisinya hanya sebagai tuan rumah. Itu saja. Artinya, siapapun yang menjadi gubernur Jakarta, entah itu Markonah, Mukidi, atau Matsurah, tetap bisa bersalaman dengan Raja Salman. Tak ada yang istimewa, karena memang seharusnya begitu adanya.

Jadi tak perlu terlalu lebay.Ini tidak ada kaitannya dengan penista agama yang sedang disandang Ahok karena Raja Salman sebagai tamu juga tak mau mencampuri itu. Tak elok pula, Raja Salman sebagai tamu, tidak berkenan ketika disambut oleh tuan rumah, Presiden maupun Gubernur di daerah itu. Artinya, ini sebatas penghargaan Raja Salman saja. Kenapa tak usah terlalu lebay? Karena Ahok Cuma diperkenalkan saja, tak dicari-cari seperti Puan Maharani yang ditanyakan oleh Raja Salman, “mana cucu Soekarno?”.

Kedua, di tengah euforia mereka (para pemuja Ahok) ketika menemukan momen membanggakan bagi mereka dan beranggapan sudah “menang” terhadap pihak yang selama ini sering disebutnya onta, mereka lupa terhadap apa yang mereka lakukan. Apa hal? Tentu terkait kebencian mereka terhadap orang-orang Wahabi, yang secara sarkas disebut sebagai onta oleh mereka, sementara saat ini, mereka bangga dan lebay ketika bisa bersalaman dengan Raja, yang etnisnya sering diontakan oleh mereka. Ini lucu, agakaneh, dan sedikit absurd (untuk tidak menyebut gila).

Ketiga, ini yang dilupakan oleh mereka, bahwa ketika mengikuti rombongan untuk mengiringi Raja Salman, Ahok bukan disambut dengan gembira, tapi justru diteriaki. Mengutip narasi yang dipakai oleh tibunnews.com, “Saat Ahok melintas, ia menyempatkan diri membuka jendela mobilnya, lalu mengeluarkan tangan kanannya untuk menyapa warga.Namun yang didapatnya justru sorakan dari puluhan orang yang membawa bendera Merah Putih dan bendera Kerajaan Arab itu."Huuuuuuuuu," teriak puluhan orang terhadap Ahok yang melintas. (Ahok Disoraki Saat Melintasi Massa Penyambut Raja Arab).

Artinya apa? Artinya, bahwa salaman Raja Salman dengan Ahok itu adalah hal yang semestinya, tak mengubah dan berdampak apa-apa terhadap statusnya sebagai terdakwa penista agama, yang justeru lebih tampak adalah ketika keberadaannya untuk mengiringi rombongan, justeru malah mendapatkan ejekan dan teriakan. Mereka ingin bertemu Raja Salman, bukan terdakwa penista agama yang secara bangga bersalaman, lalu dihebohkan sedemikan rupa melalui cara-cara murahan. Mereka lupa, bagaimana secara sarkas mereka membenci onta, tanpa memedulikan itu, mereka kini bangga ketika yang dipuja bisa bersalaman dengan Raja Salman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun