Mohon tunggu...
Yosia Solaiman
Yosia Solaiman Mohon Tunggu... Lainnya - MARKETING

" Jika Ingin Mengenal Isi Dunia, MEMBACALAH !, Jika ingin Dunia Mengenalmu, MENULISLAH ! "

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sportif adalah Kroasia 2018

17 Juli 2018   21:49 Diperbarui: 17 Juli 2018   22:05 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudah diucapkan, namun susah untuk dilakukan. Hal itu cocok dikatakan untuk kata "Sportif".

Dalam tiap pertandingan olahraga, khususnya Sepakbola, kata "Sportif" ini, sering disebut dan diucapkan, dan menjadi slogan resmi untuk dilaksanakan oleh para atlet atau pemain yang bertanding.

Namun kenyataannya, dalam prakteknya tidak mudah untuk dilaksanakan. Yang ada, biasanya pihak yang kalah akan merasa jengkel dan marah pada yang menang, merasa ada kecurangan pada pertandingan tersebut, yang menyebabkan kekalahannya.

Saya bukanlah pendukung fanatik Kroatia, justru tim favorit adalah Inggris, namun Inggris dikalahkan oleh Kroatia di semifinal. Sehingga seharusnya, sewajarnya, justru saya tidak mendukung Kroatia.

Namun mendengar bagaimana keheroikan Kroatia dalam laga - laganya sebelum masuk final, ada sebuah simpati bagi tim ini, dan saat pertandingan final tersebut, saya coba menonton penuh selama 90 menit penuh, untuk melihat kedigjayaan Kroatia.

Sehingga secara netralitas, saya tidak berpihak, karena keduanya bukanlah tim favorit.

Di pertandingan, terlihat bagaimana Kroatia berupaya membuat sejarah dengan menjadi Juara, sehingga inisiatif serangan dikendalikan oleh Kroatia, bahkan saat di hitung persentase permainan adalah 61:39 persen antara Kroatia dan Prancis.

Namun seperti kita ketahui, hasil akhir, Kroatia akhirnya kalah dari Prancis dengan selisih 2 gol.

Pagi tadi ada sebuah situs dari media "mainstream", yang terpercaya memberikan analisa, bahwa sebenarnya kekalahan Kroatia ada berbau kekurangadilan, karena 2 gol Prancis, seharusnya tidak perlu sampai terjadi.

Gol pertama, seharusnya di anulir karena ada pemain Prancis dalam posisi off-side, dan jika konsisten menggunakan teknologi VR, posisi offside tersebut terlihat jelas.

Gol kedua, setelah melihat video VR, wasit memberikan hadiah penalti, walau sebetulnya posisi pemain Kroatia tidak aktif memegang bola, sehingga boleh tidak di hukum penalti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun