Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dear 2021

1 Januari 2021   15:27 Diperbarui: 1 Januari 2021   15:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas.com)

Pertama-tama, terima kasih kau sudah membukakan pintu dan mempersilakan masuk, dengan membawa cuaca mendung sepanjang hari. Meski sesekali ada sedikit gerimis, aku sangat bersyukur, karena harapanku untuk tidak bersua hujan besar di awal tahun ternyata boleh kau dengar.

Terima kasih karena kau tak mengizinkanku mengawali tahun ini dengan memutar ulang memori masa sulit. Sebuah memori yang dimulai dengan hujan di awal tahun sepanjang hari, dan banjir di tahun kembar, seperti halnya hujan dan gerimis sepanjang hari, pada momen perpisahan tujuh tahun silam.

Memang, ini bukan jaminan mutlak, kalau kau pasti akan jauh lebih baik dari tahun kembar yang jahanam itu. Pagebluk dan segudang efek lanjutannya terlanjur meninggalkan kerusakan sebegitu brutal.

Semua itu membuat ada begitu banyak hal perlu diperbaiki. Banyak kehilangan  harus dibiasakan, karena banyak yang tak akan pernah kembali lagi. Apapun bentuknya.

Aku tak ingin berharap terlalu banyak padamu, karena dalam udara sejuk di hari pertamamu, kau hanya memintaku dan semua orang untuk tetap waspada. Apapun masih bisa terjadi, karena pagebluk masih belum mau minggat, mereka bahkan mulai bermutasi.

Persetan dengan resolusi atau mimpi, karena ada banyak hal yang sudah menunggu di depan mata. Seperti para pendahulumu, kau akan menawarkan paduan rasa manis, gurih, pahit dan asam, layaknya segelas kopi tubruk.

Seperti biasa, aku hanya ingin membiarkanmu memberikan apapun yang ingin kau berikan padaku, alih-alih memberimu begitu banyak harapan, karena itu memang bukan tugasmu. Kalaupun ada harapan, itu hanya satu kata: selamat.

Seperti para pendahulumu, kau pasti tak akan selalu memasang wajah ceria. Kadang sedih, kadang marah, entah apa lagi, karena begitulah hidup. Jadi, izinkan aku dan semua orang untuk segera terbiasa denganmu, sebagai teman seperjalanan dari awal sampai akhir.

Selebihnya, biarkan waktu menuntun kita, untuk dapat menjalani dan melalui semua hal yang sudah kau siapkan. Supaya, saat nanti ada di titik akhir, kita bisa saling merelakan tanpa membawa serta rasa sakit, karena kau sudah memulainya dengan sangat baik di hari pertamamu.

Apapun rasanya, semua baru akan terungkap di hari terakhir nanti. Tapi, tolong tetaplah jadi dirimu apa adanya sampai hari itu tiba.

Semoga, kita bisa menjadi teman seperjalanan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun