Dihantam badai cedera, tapi tetap tangguh. Begitulah kesimpulan sederhana dari penampilan Liverpool saat menghadapi Leicester City di pekan ke 9 Liga Inggris, Senin (23/11, dinihari WIB).
Benar, Si Merah memulai laga melawan tim yang membuat start bagus di Liga Inggris musim ini dengan kondisi compang-camping. Maklum, ada sejumlah pemain yang harus absen.
Di lini tengah, Jordan Henderson, Alex Oxlade-Chamberlain dan Thiago Alcantara menepi karena cedera. Di pos penyerang, Mohamed Salah absen karena terkena virus Corona. Di lini belakang, Joe Gomez, Virgil van Dijk dan Trent Alexander-Arnold juga harus absen.
Ini jelas membuat Liverpool berada dalam kondisi darurat. Beruntung, Fabinho dan Andy Robertson pulih tepat waktu, dan bisa dimainkan.
Rupanya, ini menjadi modal positif. Dengan James Milner diplot sebagai bek kanan dadakan, dan Fabinho bertugas menjadi tandem Joel Matip di jantung pertahanan, lini belakang The Kop nyatanya tetap solid.
Â
Bukan hanya itu saja, lini serang mereka juga tampil oke. Dengan menurunkan Curtis Jones di tengah dan Diogo Jota di depan, daya dobrak tim tetap mematikan.
Terbukti, tim asuhan Juergen Klopp ini mampu membuat Si Rubah kelimpungan di Anfield. Dominasi mereka secara statistik, benar-benar berbanding lurus dengan hasil akhir.
Tanpa ampun, Alisson dkk mampu mencetak tiga gol ke gawang Kasper Schmeichel dan menang 3-0. Gol (bunuh diri) Jonny Evans, Diogo Jota, dan Roberto Firmino sukses membawa Liverpool meraih poin penuh.
Meski begitu, kemenangan ini meminta tumbal, dengan cederanya Naby Keita di awal babak kedua. Dengan demikian, gelandang asal Guinea ini menambah daftar cedera tim.
Menariknya, di sini Klopp melakukan utak-atik strategi, dengan menempatkan Neco Williams sebagai pengganti, sekaligus menempatkan James Milner kembali sebagai gelandang. Neco Williams sendiri merupakan deputi Trent Alexander-Arnold di posisi bek kanan.
Mungkin, kemenangan ini cukup mengejutkan bagi sebagian orang, karena Liverpool sedang babak belur dihantam badai cedera. Normalnya, sebuah tim akan langsung menurun dalam kondisi begini.
Tapi, ini menunjukkan, seberapa bagus kedalaman skuad mereka, dan seberapa ampuh strategi Klopp dalam situasi krisis. Alih-alih menyalahkan keadaan, mereka justru menjadikan badai cedera sebagai kesempatan untuk mengasah ketangguhan tim.