Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

VAR di Liga 1? Yang Benar Saja!

1 Juni 2019   18:32 Diperbarui: 1 Juni 2019   18:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul di atas adalah reaksi saya, menyikapi wacana penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di gelaran Liga 1 musim 2019. Wacana ini dicetuskan PSSI akhir Mei 2019 silam, saat kompetisi Liga 1 sudah memasuki pertandingan ketiga.

Memang, tak ada yang salah dengan rencana ini. Bahkan, penggunaan VAR adalah satu hal yang diharapkan publik sepak bola nasional, menyusul merebaknya kasus dugaan pengaturan skor beberapa waktu lalu, dan masalah inkompetensi wasit, yang masih saja muncul. Jadi, VAR dianggap sebagai alat bantu sekaligus solusi instan terbaik untuk mengatasinya.

Masalahnya, PSSI mencetuskan wacana ini, saat kompetisi Liga 1 sudah mulai bergulir. Dari segi etika, ini jelas tak profesional, bahkan PSSI terlihat seenaknya saat mencetuskan wacana ini. Normalnya, keputusan seperti ini diambil saat kompetisi belum dimulai, (seperti yang terjadi di Bundesliga Jerman, Serie A Italia dan La Liga Spanyol) atau diberlakukan pada paruh kedua musim kompetisi (seperti yang terjadi di Liga Champions dan Piala FA).

Tujuannya, agar klub peserta kompetisi dapat menyiapkan dana untuk membeli, dan punya waktu untuk beradaptasi dengan perangkat VAR. Jika penerapan VAR masih sebatas uji coba, maka itu dapat menjadi simulasi ideal buat klub peserta dan pihak terkait, untuk mempersiapkan penerapan secara utuh di musim berikutnya.

Tapi, wacana keren yang dicetuskan PSSI ini terkesan seperti sebuah lelucon, karena selain waktunya tak ideal, belakangan PSSI juga ragu, setelah mengetahui harga standar perangkat VAR berstandar FIFA adalah Rp 7 miliar. Ini jelas terlihat konyol, karena PSSI justru meragukan wacana yang mereka cetuskan sendiri.

Jika dikalkulasi, harga standar perangkat VAR tersebut jelas memberatkan buat sebagian klub Liga 1, terutama yang punya anggaran per musim di kisaran Rp 15-20 miliar. Dengan jumlah anggaran segitu saja, masih ada kasus tunggakan gaji pemain, atau kesulitan finansial. Jadi, bisa dibayangkan, seberapa berat beban keuangan klub, andai tiap klub Liga 1 diwajibkan mempunyai perangkat VAR.

Masalah lainnya, jika PSSI tetap ngotot menggunakan VAR saat ini, dikhawatirkan kinerja wasit dan hakim garis Liga 1 akan semakin kacau. Karena, mereka harus berkenalan dengan rekan baru bernama VAR. Padahal, wasit kita kadang masih salah kaprah dalam menginterpretasikan "Law of The Game" FIFA, seperti pada kasus pelanggaran "offside". Jadi, bisa dibayangkan, seberapa bingung wasit kita, saat VAR benar-benar digunakan, tanpa ada persiapan memadai.

Alhasil, alih-alih memperbaiki, VAR justru akan membuat semuanya jadi lebih kacau, andai PSSI tetap menerapkan penggunaan VAR secara sembrono. Maka, akan lebih baik jika PSSI melakukan uji coba penggunaan VAR di paruh kedua Liga 1 musim 2019, sambil misalnya melakukan studi banding ke Thailand, negara Asia Tenggara yang kompetisi sepakbolanya sudah memakai VAR secara penuh.

Dengan begitu, klub dan perangkat pertandingan dapat belajar, sambil mempersiapkan diri. Khususnya, jika VAR dipakai secara utuh musim depan. Jika persiapannya terukur, hasil yang diperoleh pasti akan baik, bukan sebaliknya.

Pada akhirnya, kita tentu berharap, penggunaan VAR di Liga 1 bukan merupakan satu sensasi angin lalu. Supaya, kualitas persepakbolaan nasional bisa lebih baik. Jika ternyata ini hanya angin lalu, kita layak untuk tertawa bersama, karena PSSI ternyata hanya bergurau, dan masih saja bebal, tak mau serius berbenah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun