Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transisi Rumit Gli Azzurri

11 September 2018   14:28 Diperbarui: 11 September 2018   14:40 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumit, inilah satu kata yang kiranya paling pas, untuk menggambarkan bagaimana situasi yang saat ini sedang dihadapi oleh timnas Italia. 

Sejak dilatih Roberto Mancini, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Satu-satunya kemenangan itu diraih, saat mereka mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-1. Terkini, di ajang UEFA Nations League,, merekang 0-1 saat bertandang ke markas Portugal, Senin, (10/9, waktu Portugal), lewat gol tunggal Andre Silva (AC Milan, dipinjamkan ke Sevilla). Tiga hari sebelumnya, Italia bermain imbang 1-1 melawan Polandia di ajang yang sama,

Jelas, rangkaian hasil kurang memuaskan ini menunjukkan, La Nazionale kini sedang dalam situasi rumit. Kerumitan ini menjadi episode berikut, dari fase muram mereka, setelah sebelumnya harus absen di Piala Dunia 2018. Untuk ukuran tim sekelas Italia, yang berstatus juara dunia empat kali, kegagalan ini menjadi sebuah luka serius yang perlu waktu lebih lama untuk bisa disembuhkan.

Jadi, rentetan hasil minor mereka belakangan ini sebenarnya wajar. Apalagi, mereka kini sedang memulai era baru, dengan melibatkan pemain yang relatif hijau (untuk ukuran timnas senior Italia), seperti Patrick Cutrone dan Gianluigi Donnarumma (AC Milan), Federico Bernadeschi (Juventus), Federico Chiesa (Fiorentina), Nicolo Zainolo (AS Roma), dan Pietro Pellegri (AS Monaco). 

Mereka dipadukan dengan pemain berpengalaman macam Ciro Immobile (Lazio), Lorenzo Insigne (Napoli), Andrea Belotti (Torino), dan duo bek tengah Juventus, yakni Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.

Untuk memadukan mereka sebagai sebuah tim, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu tersendiri. Dari sisi psikologis, Mancini juga harus memastikan, timnas Italia sudah bisa "move on" dari kegagalan lolos ke Rusia. Ini penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri tim.

Ditambah lagi, untuk saat ini Mancini masih harus bereksperimen dengan memanggil nama-nama baru, atau yang sebelumnya jarang dipanggil, guna menemukan komposisi tim terbaik. Tak heran, Mario Balotelli pun sempat kembali tampil di timnas Italia, bahkan ia sempat menjadi kapten tim, saat Italia mengalahkan Arab Saudi di laga ujicoba.

Mungkin eksperimen Mancini ini terlihat serampangan. Tapi jika melihat situasinya, hal ini sangat wajar. Karena, Mancini mewarisi timnas Italia, yang sebenarnya sudah 'habis' sejak usainya Euro 2016.

Meski masih punya kiper dan bek tangguh, mereka belum punya lagi gelandang kreatif seperti Andrea Pirlo, dan penyerang klinis seperti Filippo Inzaghi. Memang, di lini tengah mereka punya Jorginho (Chelsea), tapi ia masih harus membuktikan diri di level timnas, begitu juga dengan trio Immobile-Belotti-Insigne di lini depan.

Praktis, untuk saat ini, timnas Italia hanya perlu menikmati masa transisi rumit mereka ini, sambil membangun tim dari nol, dan menemukan bentuk terbaik mereka. Jika mampu melewati masa sulit ini, dan menemukan bentuk terbaik, Italia akan kembali diperhitungkan seperti sebelumnya.

Mampukah Italia melewati masa sulit?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun