Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Balik Sikap Diam Timnas U-23

13 Agustus 2018   00:42 Diperbarui: 13 Agustus 2018   01:12 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Milla (Bolasport.com)

Jelang beraksi di Asian Games 2018, ada satu sikap tak biasa, yang diperagakan Timnas U-23 Indonesia, yakni irit bicara kepada media, dan adanya pembatasan bagi para pemain, dalam hal bermain medsos. Dalam konteks budaya kita, yang cenderung bersifat terbuka, bahkan kadang punya rasa ingin tahu cukup besar, sikap ini jelas tak bisa diterima begitu saja.

Tapi, dalam konteks strategi, sikap diam Timnas Indonesia U-23, adalah sebuah pendekatan cukup mendidik dari pelatih Luis Milla kepada Evan Dimas dkk. Dari sisi pelatih, ini adalah cara efektif mengurangi tekanan dari luar, sekaligus menyimpan rapat rancangan taktik yang sedang disiapkan. Kebetulan, materi tim Luis Milla di ajang Asian Games 2018 menimbulkan tanda tanya publik dan media, yang masih saja mempersoalkan ketajaman lini depan Tim Garuda Muda. Otomatis, dengan strategi diam ini, Garuda Muda bisa lebih fokus mempersiapkan diri, supaya target lolos ke babak semifinal yang dibebankan PSSI bisa diperjuangkan.

Dari sisi pemain, strategi "sikap diam" ini menjadi satu pengalaman tersendiri. Seperti diketahui, faktor budaya kita membuat kebanyakan pemain timnas kita belum sepenuhnya terbiasa, untuk bersikap tertutup pada media, terutama pada fase dimana tim harus fokus sepenuhnya di lapangan. Situasi ini berbeda dengan di Eropa, dimana para pemain dan pelatih sama-sama sudah tahu, kapan harus bersikap terbuka, dan kapan harus diam. Bahkan, ada istilah "silenzio stampa" di Italia, berkaitan dengan sikap diam kepada media. Tujuannya agar seluruh anggota tim bisa fokus mempersiapkan diri, dan memperbaiki performa di lapangan.

Bagi para pemain kita, strategi sikap diam ala Luis Milla ini, punya fungsi layaknya kacamata kuda bagi kuda balap. Dengan bersikap diam, mereka bisa menghindari keriuhan media dan warganet kita, dan mampu fokus sepenuhnya pada pertandingan. Agaknya Milla menyadari, kesuksesan timnas U-16 akhir pekan lalu, hanya akan menjadi beban psikologis, jika Garuda Muda terlalu sibuk meladeni keriuhan media dan warganet kita. Maka, wajar jika taktik sikap diam ini diterapkan.

Meski bukan pendekatan yang disukai publik sepak bola nasional, pada akhirnya kita patut bersyukur. Karena, strategi sikap diam ala Luis Milla mampu berbicara, lewat hasil akhir di lapangan. Dalam laga perdana di Asian Games 2018, Timnas Indonesia mampu menghajar Timnas Taiwan dengan skor 4-0. Kemenangan ini didapat, lewat gol-gol yang dicetak Stefano Lilipaly (2 gol), Beto Goncalves, dan Hargianto.

Pada prosesnya, meski skornya terlihat telak, timnas Indonesia harus menunggu sampai satu jam lebih, sebelum akhirnya bisa memecah kebuntuan. Setelah gol pertama tercipta, situasi menjadi lebih mudah. Di sini, timnas memakai pendekatan bermain sabar, dengan coba mengoptimalkan daya ledak di lini tengah. Pendekatan ini terbukti ampuh mengatasi pertahanan rapat Taiwan, dengan tiga dari empat gol timnas lahir dari pemain tengah.

Dari sisi psikologis, kemenangan timnas atas Taiwan ini, adalah sebuah modal positif menuju pertandingan-pertandingan berikutnya di fase grup. Tapi, berhubung ini masih laga perdana, terlalu cepat merasa puas bisa jadi bumerang. Praktis, untuk saat ini, kita hanya perlu membiarkan Timnas U-23 fokus dalam "siasat diam" mereka. Supaya, Garuda Muda bisa mengerahkan seluruh kemampuannya, dan mampu terbang tinggi di ajang Asian Games 2018.

Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun