Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ada Apa dengan Chelsea?

2 April 2018   11:44 Diperbarui: 2 April 2018   12:04 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Minggu, (1/4), Chelsea tumbang 1-3 saat menjamu Tottenham Hotspur, di pekan ke 31 Liga Inggris. Kekalahan ini didapat, setelah gol Alvaro Morata dibayar lunas Spurs lewat sepasang gol Dele Alli, dan satu gol Christian Eriksen. Akibat kekalahan ini, Chelsea (posisi 5, nilai 56) kian tertinggal dari Spurs (posisi 4, nilai 64).

Bagi Spurs, selain bermakna penting, dalam perburuan tiket lolos ke Liga Champions, kemenangan ini juga bernilai sejarah positif. Karena, ini menjadi kemenangan pertama Spurs di stadion Stamford Bridge sejak tahun 1990. Hasil ini, juga melanjutkan tren dan mood positif mereka, sejak tersingkir di babak 16 Liga Champions beberapa waktu lalu.

Sementara itu, bagi Chelsea, kekalahan ini menandai masih belum beresnya periode buruk mereka sejak pergantian tahun. Gawatnya, kekalahan ini juga kian mengancam peluang lolos mereka ke Liga Champions musim depan. Hasil buruk ini, membuat posisi pelatih Antonio Conte di Chelsea makin dipertanyakan.

Jika melihat jalannya laga Chelsea Versus Spurs, kita bisa melihat, bagaimana gambaran masalah Chelsea musim ini. Di sektor pertahanan, mereka tak lagi solid seperti musim lalu. Belum adanya sosok berkarakter pemimpin sepeninggal John Terry, menyisakan sebuah masalah serius bagi Chelsea.

Di lini tengah, transisi permainan dari menyerang ke bertahan pun tampak sangat buruk. Meski masih punya gelandang bertahan macam N'Golo Kante, nyatanya pemain asal Prancis ini tak ditugaskan di posisi terbaiknya, yakni sebagai pemain dengan "peran Makelele" seperti musim lalu. Malah, di musim ini, Kante lebih banyak ditugaskan sebagai gelandang penjelajah. Alhasil, pertahanan Chelsea kian rawan ditembus. Ini terlihat, dari 3 gol yang dicetak Spurs ke gawang Chelsea.

Di sini, Chelsea jelas kehilangan sosok Nemanja Matic di lini tengah. Danny Drinkwater yang diplot sebagai pengganti pun masih kesulitan tampil reguler bersama Si Biru. Padahal, Drinkwater adalah tandem Kante, saat masih di Leicester. Kombinasi keduanya, terbukti mampu membantu Si Rubah juara EPL musim 2015/2016. Akibatnya, Chelsea sering kalah duel di lini tengah pada musim ini.

Di lini serang, ketajaman menjadi masalah kronis Chelsea musim ini. Sejak ditinggal Diego Costa, Chelsea seperti kehilangan taringnya. Alvaro Morata yang diplot sebagai pengganti malah tumpul. Pada laga melawan Spurs, ketumpulan ini terlihat, dari jumlah tembakan yang mereka buat. Dari total 14 tembakan, hanya 1 yang menjadi gol. Sementara Spurs mampu membuat 3 gol, dari 12 tembakan ke gawang Chelsea.

Secara taktikal, kekalahan melawan Spurs membuktikan, formasi 3 bek ala Antonio Conte sudah usang. Kesuksesan formasi ini musim lalu, membuat banyak pelatih di EPL coba menirunya. Akibatnya, pola permainan Chelsea jadi makin mudah dibaca. Inilah yang membuat Chelsea banyak menuai hasil minor musim ini.

Dengan makin dekatnya akhir musim ini, mau tak mau Conte harus segera berbenah, misalnya dengan memodifikasi taktik. Supaya, harapan lolos ke Liga Champions tetap terbuka.

Mampukah Chelsea (dan Conte)?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun