Cerita Karthula terus saja menghiasi media saban tahun di Indonesia, belum  ada solusi yang jitu untuk menjinakkan hati-hati mereka yang kaku. Sungguh tragis nasib paru- paru dunia Negeri ku, belum lagi cerita sipenghuni di dalamnya. Apakabar hewan-hewan yang duduk manis disana juga mempunyai hak yang sama dengan kita manusia. Berapa puluh spesies yang ikut terpanggang akibat tangan-tangan ganas mereka? Sungguh pedih nasibnya, dimanakah semua ini akan bermuara.Â
Beberapa tahun yang lalu juga sempat terasa bagaimana perjalananku dengan pesawat harus tertunda 5 kali via bandara Hang Nadim Batam ke Kuala Namu akibat kabut asap.Â
Ketika kabut asap sedikit mereda pesawat yang ke enam membawaku hingga mendarat dengan selamat, namun sepanjang perjalanan di udara yang nampak hanya asap putih bergulung-gulung saja yang nampak di mata hingga landing di Kuala Namu.
Saya sangat berharap demi Indonesia tercinta, jika bangsa ini ingin maju dan bersanding dengan bangsa lain di dunia jangan terus "bernyanyi" dengan lagu yang sama di saban tahunnya, selesaikan walaupun itu pahit adanya.Â
Jangan beri ampun untuk mereka para pembakar hutan, berikan efek jera ataupun cabut izin untuk perusahaan yang terlibat putuskan rantainya hingga di tahun ini.Â
Jangan pernah terulang kembali demi keberlangsungan hidup jangka panjang rakyat indonesia.Â
(ysf)Â