Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkat di Balik Pandemi Covid-19

25 Mei 2021   08:47 Diperbarui: 25 Mei 2021   09:12 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekedar Pengantar

Siapa pernah menyangka bahwa suatu saat dunia kita akan menghadapi Corona Virus? Semua orang tanpa kecuali tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan pandemi Covid-19. Dunia seakan-akan mati. Tua muda, besar kecil, kaya miskin selalu was-was dan berdoa agar tidak terpapar virus mematikan ini. Doa yang terus didaraskan itu pertama kali diucapkan oleh sang Guru kita Yesus di Taman Getsemani. Ya Bapa, kalau boleh biarlah cawan ini berlalu, namun bukan atas kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (bdk.Luk 22: 42). Perbedaannya adalah bahwa Yesus itu Putera Allah yang mampu mengatasi semuanya dengan kuasaNya sendiri. Sedangkan kita manusia hanya bisa mengatasi sesuatu hal dengan campur tangan dan kuasa Allah.

Sejak awal tahun 2020 hingga pertengahan 2021 kita tidak bebas bergerak. Tatanan kehidupan adat, keagamaan dan kemasyarakatan yang begitu kental dan beramai-ramai sonthak berubah. Setiap orang berusaha untuk menjauhi keramaian dan kerumunan massa. Pola hidup mulai berubah. Pakai masker, cuci tangan, bawa hand sanitizer ke mana-mana telah menjadi cara hidup yang baru.

Tulisan ini bertujuan membantu pembaca untuk melihat berkat atau hikmah di balik pandemi Covid-19. Dengan kata lain, membantu pembaca untuk menemukan secercah sinar positif di balik pekatnya malam pandemi Covid-19. Untuk itu penulis berturut-turut mengulas sekilas kronologi pandemi Covid-19; Di manakah Allah dalam pandemi Covid-19; berbagai aksi sosial di tengah Covid-19 dan hikmah di balik Covid-19.

Sekilas Kronologi Pandemi Covid-19

Dunia kaget. Pada akhir Desember 2019 seorang dokter di Wuhan bernama Dr. Li Wenliang memperingatkan para dokter akan adanya suatu virus berbahaya yang setara dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Namun peringatan dokter Li tidak digubris. Bahkan dr. Li dan 8 rekannya dipanggil  pemerintah dan dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang isinya menyebut bahwa informasi yang disampaikannya itu adalah hoaks. Lantas, apa yang terjadi? 

Pada tanggal 5 Januari 2020 ucapan Dr. Li Wenliang itu ternyata terbukti. 59 orang di Wuhan dinyatakan positif mengidap corona. Lalu pada tanggal 27 Januari 2020 WHO menyatakan virus corona sudah terdeteksi di 14 negara. Maka pada akhir Januari tepatnya Kamis, 31 Januari 2020, WHO menetapkan virus yang kini bernama Covid-19 (Coronavirus disease) itu sebagai kondisi gawat darurat global .

Berdasarkan penetapan kegawatdarutan global itu oleh WHO, maka pada tanggal 2 Februari 2020 pemerintah Indonesia mengevakuasi 285 WNI dari Wuhan ke Pulau Natuna. Lalu, tanggal 5 Februari 2020 Pemerintah Indonesia menutup semua penerbangan dari dan ke China. Namun, dikhabarkan bahwa pada hari Valentine, 14 Februari 2020 seorang pasien berusia 31 tahun warga Depok berdansa dengan seorang WNA Jepang dan 2 minggu kemudian, tepatnya tanggal 28 Februari 2020 WNA Jepang tersebut positif terinveksi corona. Abrakadabra.

Covid Indonesia makin ganas! Pada hari Senin, 2  Maret 2020, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua WNI yang terkena virus corona. Tidak lama setelah pengumuman tersebut, hari demi hari semakin banyak jumlah penduduk yang terkena corona.  Tanggal 13 Maret 2020 Pemerintah menerbitkan Kepres Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diketuai oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo.

Sebulan sesudah itu tepatnya tanggal 1 April 2020, Presiden Jokowi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) dalam menangani pernyebaran virus corona atau Covid-19. Keputusan Presiden ini didasarkan pada status kedaruratan kesehatan masyarakat akibat virus corona yang merujuk pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang "Karantina Kesehatan". Banyak negara di dunia juga menerapkan 'lockdown'.

Menurut Majalah Jubileum Mei 2020, sampai dengan 11 April 2020, laman resmi covid19.go.id mencatat jumlah pasien Covid-19 telah lebih dari 3.842 orang. Dan begitulah jadinya setiap hari jumlah pasien semakin bertambah. Dari ratusan menjadi ribuan, ribuan menjadi jutaan. Demikian pun yang meninggal dunia makin bertambah dari hari ke hari. Corona atau Covid-19 semakin menjadi tema pemberitaan yang menghebohkan dunia. Mendengar namanya saja orang sudah ketakutan setengah mati. Belum lagi kalau ada yang batuk-batuk, langsung diberi label 'Covid'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun