Mohon tunggu...
Layosibana Akhirun
Layosibana Akhirun Mohon Tunggu...

Sedang menyerap ilmu di padepokan Alam Semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar (Me) Resensi Film pada Real Steel: Tafsir Baru Kemanusiaan untuk Dunia Tinju

1 Desember 2011   00:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sinopsis Real Steel

Cerita Film diawali dari kehidupan Charlie Kenton (Hugh Jackman). Sang legenda tinju yang berjuang dari kesulitan hidup akibat hutang yang menumpuk karena selalu kalah dalam pertarungan tinju antar robot.The Ambush, robot terakhir sisa harapannya, harus kalah pada pertunjukan terakhir melawan banteng. Memaksanya untuk segera mencari pengganti sekaligus melunasi hutang-hutang.

Kebetulan pada saat bersamaan di pengadilan, pemutusan hakim perkara hak asuh atas Max Kenton, anaknya Charlie yang tidak pernah ia kenal sejak lahir sedang dilaksanakan. Melihat hal itu, Charlie membuat perjanjian dengan ayah angkat Max, agar membayar 100.000 dollar. Dari situlah awal petualangan baru dimulai, antara ayah dan anak yang baru bertemu. Saling berdebat dan merasa paling benar. Charlie lagi-lagi harus menelan kekecewaan. Noisy Boy, robot baru yang dibeli dari uang perjanjian harus terbantai habis-habisan di atas ring.

Karena sudah tidak ada peluang untuk memiliki robot baru, Charlie dan Max menuju ke tempat pembuangan. Karena ketidakhati-hatiannya, Max terjatuh dan beruntung tersangkut di sebuah rongsokan lengan robot. Sebuah robot yang akan menjadi tolak balik kehidupan keduanya. Dari sisa onderdil Ambush dan Noisy Boy, dengan bantuan Bailey seorang teknisi, Robot bernama ATOM dari Generesi kedua keluaran tahun 2014 berhasil dihidupkan kembali.

Meskipun bertubuh kecil, Atom yang digerakkan berdasarkan respon proteksi dari gerakan Max dan Charlie mampu menghajar lawan-lawannya yang lebih besar. Akhirnya, taruhan demi taruhan berhasil dilalui mulai dari kebun binatang sampai dipinggiran jalan, sehingga Atom semakin terkenal di kalangan pertandingan tinju antar robot.

Sampai akhirnya, mereka menuju ke pentas pertandingan tinju bergengsi di dunia. Sebuah ajang pertarungan antar robot dengan teknologi terbaru di WRB (World Real Steel Boxing).Final WRB tiba antara Zeus dengan Atom, Zeus merupakan robot yang kuat dan tidak terkalahkan

Melihat ulang humanisme kita pada dunia boxing

Sebagai sebuah film futuristik (tahun 2020) real steel menggambarkan perkembangan atas kecanggihan dunia robot. Dunia robot (cyborg world) merupakan sebuah dunia yang diprediksi akan menjadi keseharian kita nanti. saat teknologi menjadi sarapan lumrah kita dan kita mulai melihat tanda-tandanya dari sekarang.

Tinju merupakan olahraga keras dan kejam.sebuah aktivitas otot mekanik antar manusia yang disahkan melalui sebuah seremoni sportivitas. Dikatakan kejam ketika darah menjadi resultan dari proses yang tak terelakan. Sehingga banyak yang menganggap olahraga ini tidak manusiawi. Karena manusia selayaknya binatang aduan yang ditonton beramai-ramai dan dipertaruhkan malah. Tidak jauh beda dengan ayam jago yang disabung atau jangkrik yang adu.

Tentu akan lain soal jika robot yang merupakan rangkaian baja dan sambungan kabel-kabel menjadi subjek dari olahraga tinju tersebut. Tentunya tidak akan ada darah yang mengucur, pelipis yang robek atau rahang yang patah seperti pada makhluk yang bernama manusia.

Memaknai sebuah film tentunya ada pesan yang ingin dihadirkan bagi pembuatnya. Pesan yang tertangkap ketika menonton film ini adalah adanya harapan untuk masa depan. Pada film ini terdapat dua subjek pada sebuah olahraga tinju yaitu subjek aktif dan subjek pasif. Subjek aktif adalah robot itu sendiri yang bertarung dan manusia hanyalah sebagai subjek pasif yang memegang remote yang untuk mengendalikan robot. Dan sudah saatnya manusia pada dunia boxing bukan lagi sebagai subjek aktif tetapi sebagai subjek pasif saja (sebagai pemegang remote tentunya). Sehingga tinju akan jauh dari kesan tidakmanusiawi tapi mampunyai kesan baru sebagai robotsiawi (mungkin,hehehe).

Tanda yang tersembunyi

Dalam sebuah film adalah hal lumrah adanya sebuah makna yang disembunyikan pada sebuah tanda. Dalam semiotika sausure tanda adalah kestuan petanda (signified) dan penanda (signifier). Petanda adalah gambaran mental,konsep dan ide sedangkan penanda adalah aspek material dari bahasa.

Di real steelkita menemukan sebuah tanda yang menarik yang menjadi roh dari pesan yang ingin disampaikan pada film ini. Hal tersebut adalah scene dimana saat pertarungan antara atom melawan robot petarung kelas jalanan di sebuah kebun binatang bernama shafeer zoo. Ada sebuah pertanyaan muncul ketika tiba di scene adalah pada kebun binatang ini tidak ada seekor binatang pun di dalamnya. Artinya di kebun binatang ini binatang-binatang telah mati. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah kenapa harus ada latar pertarungan di kebun binatang?. Bagian ini sangat dominan dibanding latar pertarungan tambahan lain dijalanan,dll (dengan mengingat juga bahwa latar pertarungan utama adalah di ring).

Sehingga kita bisa menangkap penanda (signifier) dari bagian ini adalah kebun binatang yang tanpa binatang atau binatang-binatangnya telah mati. Bagaimana dengan petandanya(signifier) ?. petanda atau ide dari penanda diatas adalah ide matinya sifat kebinatangan manusia pada pertarungan robot tinju tersebut. Pemaknaan baru yang muncul dalam pertarungan tinju antar robot adalah sebuah isyarat punahnya sifat binatangdalam peradaban manusia.

Kesimpulan di atas merupakan lahir dari proses interpretasi makna saya sebagai penafsir. Bukankah Roland Bartes mengatakan the author is dead (penulis telah mati) ketika tulisan/teks telah sampai pada pembaca yang menafsirkan. Dan film ini adalah teks yang dihidupkan oleh penontonya dengan makna. Begitu pula dengan kalian berhak menfsirkan sendiri atas film ini. Kita sama-sama mempunyai hak yang sama.

Hal lain

Film ini tidak salah kalau saya kategorikan masuk genre drama-action. Selayaknya sebuah drama perasaan kita akan diaduk-aduk dengan isi cerita yang menyentuh dan menarik.sepertiSaat Atom harus dinyatakan kalah oleh juri tapi mendapat pengakuan juara rakyat oleh khalayak penonton. Padahal zeus hampir kalah untung diselamatkan oleh dentuman bel. Disini kita harus memilih mana yang penting apakahhasil dari sebuah otoritas struktural dewan juri atau legitimasi penonton-rakyat yang demokratis. Sisi actionya terletak dari pertarungan robot-robot itu sendiri meski tetap ada perkelahian manusianya dalam film ini tapi tetap tidak mengurangi nilai isu yang diusungnya.

Hal menarik lainya adalah perpaduan animasi dan realis pada robot yang di desain cukup baik dan unsur musik yang dipadukan dengan dance membuat film ini makin hidup.

Terakhir, seperti sebuah pesan : tontonlah, kalian tidak akan rugi!

1 desember 2011 @bung,tamalanrea mksr – Sesaat beberapa jam setelah kemenangan Chris john atas merdov

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun