Mohon tunggu...
Yosafati Gulo
Yosafati Gulo Mohon Tunggu... profesional -

Terobsesi untuk terus memaknai hidup dengan belajar dan berbagi kepada sesama melalui tulisan. Arsip tulisan lain dapat dibaca di http://www.yosafatigulo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa SBY Sangat Berkepentingan dengan Kasus Ahok? (Bagian-2)

20 November 2016   14:15 Diperbarui: 11 Desember 2016   23:05 7396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu, mengapa Ahok terus disudutkan?

Ini jelas bukan melulu soal agama. Ada banyak faktor penyebab. Tapi yang utama adalah soal “kursi”. Andaikata hanya soal agama, saya sangat yakin bahwa para ulama manapun yang selalu mengajarkan kebaikan, jiwa besar, kesediaan memaafkan siapa pun, lebih-lebih untuk suatu pernyataan yang tidak sengaja menyakiti umat Islam, mustahil dipermasalahkan dengan sebuah demo maha akbar.

Kalau pun di antara ulama akhirnya ada yang seolah mendukung demo, boleh jadi disebabkan terlalu kerasnya tekanan dari pihak yang sangat berpengaruh atau sekedar menjaga agar umat yang tersinggung tidak melakukan tindakan-tindakan anarkhis.

Tekanan itu muncul karena begitu banyak yang gelisah kalau Ahok kembali menjadi Gubernur DKI. Sebab dengan kecemerlangan otak, kejujuran hati, dan keberanian menjegal semua orang yang gemar memalak uang rakyat, pasti akan kehilangan “lahan” pendapatan.

Bukan itu saja. Jika Ahok menjadi Gubernur DKI lagi, peluang beliau mewujudkan Jakarta baru yang digagas bersama Jokowi akan makin besar. Hal tersebut, bukan saja menaikkan kelas Jakarta dan Indonesia di mata dunia, tetapi sekaligus makin melambungkan nama Ahok di kancah politik nasional, bahkan dunia seperti Jokowi.

Konsekuensi logisnya mudah diduga. Di antaranya, Pertama, beberapa partai akan meminangnya menjadi Capres pada periode 2024-2029. Kedua, bermodalkan keberhasilannya membangun Jakarta, kemungkinan terpilih menjadi Presiden RI makin besar juga.

Ketiga, bila Ahok menjadi Presiden RI, bisa dipastikan bahwa apa yang diterapkannya di Jakarta akan dijadikan model untuk Indonesia. Revolusi mental ala Jokowi pasti diteruskan untuk menaikkan derajat RI di mata dunia. Pada saat yang sama ruang gerak para koruptor atau calon koruptor, pejabat yang suka memalak uang rakyat, uang negara, terus dipersempit. Mereka inilah yang menghendaki tersendatnya langkah Ahok.  

Keempat, bila Ahok jadi Presiden, maka yang paling terpukul adalah Suslo Bambang Yudhoyono (SBY). Kok bisa? Apakah beliau tidak mau kalau Jakarta dan Indonesia maju? Sama sekali bukan itu. Keinginan besar SBY agar Jakarta dan Indonesia maju tak perlu diragukan.

Terpukulnya SBY disebabkan oleh terlanjurnya putra kebanggaannya yang berprestasi, Agus Harimurti, melepaskan jabatannya di TNI untuk bertarung merebut posisi DKI-1. Ya, kalau menang, tentu tak masalah. Tapi kalau kalah, gimana? Tampaknya, inilah yang jadi ganjalan pikiran SYB sehingga menaruh perhatian besar pada kasus Ahok.

Disodorkannya Agus bertarungpada Pilgub DKI, bukan sekedar memenuhi tantangan Ahok agar ada partai yangmengajukan calon hebat untuk adu program demi Jakarta. Itu hanya sampingan.Yang utama adalah jabatan gubernur merupakan modal menjadi capres, sekaligus membukapeluang menghadirkan kembali di Indonesia kisah keluarga Soerkarno-Megawatiatau atau kisah Hafez-Ashar al-Assad di Suriah, keluarga besar Bush di Amerika Serikat, danbeberapa yang lain, yang ayah-anak sama-sama pernah menjadi Presiden dinegaranya masing-masing.

Karena Agus cerdas, SBY yakin bahwa “mimpi” indah itu  sangat mungkin diwujudkan di Indonesia. Oleh sebab itu, usaha mengegolkan Agus menjadi gubernur adalah syarat mutlak. Sebab, Agus butuh pengalaman pada tingkat pemerintahan daerah sebelum berlaga di tingkat nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun