Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pernyataan Prabowo terkait Pilihan Politik Ani Yudhoyono Untungkan Demokrat dan Jokowi

9 Juni 2019   10:59 Diperbarui: 10 Juni 2019   10:30 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani mengabadikan momen kunjungan AHY dan EBY ke kediaman Megawati. Foto: Instagram/Tribunnews.com

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo  Subianto membuat blunder ketika mengungkapkan pilihan politik Ani Yudhoyono. Bukan saja  tidak elok karena masih dalam suasana duka, namun menodai kerahasian pilihan politik seseorang dalam sebuah kontestasi elektoral.

Jika dikaitkan dengan konteks politik kekinian, pernyataan Prabowo saat datang ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan rasa belasungkawa, memang tidak menguntungkan Demokrat. Tidak mengherankan jika SBY tampak "geram" dan sejumlah kadernya, termasuk Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean, ikut bersuara keras.

Seperti diketahui saat ini Partai Demokrat tengah intensif melakukan pendekatan ke kubu Presiden Joko Widodo. Terlebih setelah Jokowi -- Ma'ruf Amin ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2019. Pertemuan Jokowi dengan Komandan Kogasma Demojrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditafsirkan banyak pihak sebagai pintu masuk Demokrat ke kubu pemerintah.

Demikian juga roadshow AHY dan adiknya, Edhie Baskoro Yudhoyono selama lebaran. Puncaknya ketika kedua putra SBY itu berlebaran ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya Megawati juga hadir dalam acara pemakaman Ani Yudhoyono dan sempat bersalaman dengan SBY, seteru politiknya selama 15 tahun terakhir.

Pada saat bersamaan, upaya untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur. Bahkan kini Demokrat merasa sudah tidak berada dalam koalisi yang mengusung Prabowo -- Sandiaga Uno di Pilpres 2019 tersebut.

Dari perspektif itu, maka ungkapan Prabowo terkait pilihan politik Ani Yudhoyono dianggap bisa merusak jalan menuju Istana. Kubu Jokowi yang semula welcome mendadak gaduh dan meminta ketegasan Demokrat jika memang tulus ingin bergabung.  

Padahal jika ditelisik lebih dalam, pernyataan Prabowo justru menguntungkan Demokrat dan Jokowi. "Bocoran" bahwa Ani Yudhoyono memilih Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019 sudah sesuai dengan sikap politik Demokrat. Sebab meski secara garis politik bersikap netral, namun siapa pun tahu di Pilpres 2014, petinggi Demokrat berada di kubu Prabowo yang sata itu berpasangan dengan Hatta Rajasa, besan Ani Yudhoyono.

Sementara di Pilpres 2019, Demokrat menjadi pengusung Prabowo -- Sandiaga sehingga lumrah ketika Ani Yudhoyono memilihnya. Justru menjadi aneh manakala putri mantan Komandan RPKAD Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo itu memiliki pilihan politik berbeda.

Dengan bahasa lain, pilihan Ani Yudhoyono mencerminkan konsistensi politik Partai Demokrat. Hal ini sekaligus mematahkan anggapan sebagian kalangan yang meragukan dukungan partai besutan SBY itu kepada Prabowo -- Sandiaga. Bahkan kader-kader garis keras Demokrat seperti Wasekjen Andi Arief bisa memanfaatkan "keselo lidah" Prabowo untuk menyeru jika kekalahan Prabowo -- Sandiaga bukan akibat ketidakkonsistenan partainya.

Ungakapan Prabowo juga "menguntungkan" Jokowi. Meski berbeda pilihan politik, Jokowi sudah menunjukkan dirinya seorang negarawan dengan turun langsung memimpin upacara pemakaman Ani Yudhoyono di TMP Kalibata. Jokowi pun tanpa ragu memuji almarhumah, bahkan menurut Annisa Pohan, menantu almarhumah, sangat indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun