Bahkan setelah praperadilannya diterima PN Jakarta Selatan sehingga Budi Gunawan tidak lagi menyandang status tersangka, Jokowi tetap tidak melantiknya. Dari sisi ini, pujian Luhut jika Prabowo seorang patriotik, tidak mengada-ada.
"Jika berhasil menemuinya, bukan mustahil Luhut akan bisa meluluhkan hatinya, minimal mendapat jaminan Prabowo akan mengakui apapun hasil keputusan KPU."
Tetapi situasi saat ini cukup berbeda. Jika pada Pilpres 2014 Prabowo akhirnya luluh dan mau mengakui kemenangan Jokowi-JK, belum tentu hal yang sama akan dilakukan Prabowo. Pertama, seperti disebut di atas, sebaran perolehan suara Prabowo lebih masif.Â
Jumlah daerah yang dimenanginya lebih benyak dibanding Jokowi. tentu, sesuai sistem elektoral yang kita anut yakni one man one vote, maka pemenangnya adalah pasangan yang mendapat suara terbanyak, bukan jumlah provinsi yang dimenangi.
Kedua, militansi pendukungnya yang luar biasa. Kegiatan politik Prabowo-Sandi selalu ramai didatangi pendukungnya, termasuk di daerah-daerah. Sulit membantah adanya ghirah luar biasa di tengah masyarakat yang menginginkan Prabowo menjadi presiden.
Ketiga, dukungan tokoh-tokoh nasional  seperti pemilik Jawapos Group Dahlan Iskan dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Suara tokoh-tokoh ini tentu akan menjadi pertimbangan utama sebelum Prabowo mengambil keputusan menyangkut  hasil pilpres.
Dengan "ditundanya" pertemuan dengan Prabowo, kini Luhut dan kubu Jokowi, hanya bisa menunggu keputusan apa yang akan keluar dari Kertanegra- kediaman Prabowo. Tentu kita semua berharap yang terbaik namun juga tidak dengan mengintervensi hak konstitusional Prabowo. Â Â Â
Salam @yb