Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cepatnya Waktu Tayang Film Indonesia di Layar Kaca

27 Januari 2012   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:23 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Hah, film ini besok main di tv ? Bukannya itu film baru ya ?"

Kira-kira seperti itulah ekspresi orang-orang terdekat saya ketika mereka mengetahui bahwa film Indonesia yang baru beberapa bulan lalu tayang di bioskop-bioskop tanah air, kini sudah hadir di salah satu stasiun televisi swasta lengkap dengan commercial promo yang sering ditayangkan pada jam-jam 'strategis' untuk disaksikan penontonnya. Catatan harian si Boy adalah salah satu contoh dari beberapa film Indonesia yang kemunculannya di layar kaca terasa terlalu cepat, padahal film tersebut termasuk salah satu film "box office"nya Indonesia . Bahkan beberapa waktu ke depan akan ada "marathon" film-film Indonesia yang tergolong masih baru yang akan ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

"Cepat banget munculnya. Padahal baru beberapa bulan lalu gw nonton di bioskop. Tau gitu sih, mending nunggu filmnya aja muncul di tv, gratis." Inilah contoh kata-kata yang diucapkan orang-orang terdekat saya yang tentu saja kaget dan kecewa mengetahui cepatnya waktu tayang film-film Indonesia di televisi. Bahkan mungkin hal ini juga dirasakan para pembaca dan teman-teman kompasianer yang juga penikmat film-film Indonesia.

Hal ini sangat wajar, mengingat film merupakan sebuah karya luar biasa yang patut ditunggu dan diapresiasi, dan sudah seharusnya disajikan secara eksklusif. Eksklusif disini maksudnya adalah sebuah film memang seharusnya tayang pada waktu yang terbatas di bioskop agar orang-orang penasaran dan berbondong-bondong menikmati dan mengapresiasi karya film tersebut. Kemudian beberapa bulan berikutnya setelah waktu tayang di bioskop, barulah film tersebut dibuat format home video nya melalui dvd, vcd atau media lain. Kemudian setelah itu, sebuah film dapat disiarkan di salah satu stasiun televisi minimal satu tahun setelah waktu penayangannya di bioskop. Karena bila sebuah film sudah disiarkan di stasiun televisi dengan waktu yang sangat singkat, film tersebut menjadi kehilangan eksklusifitasnya. Menjadi karya biasa yang mungkin bisa kita samakan dengan FTV namun ini menjadi semacam 'FTV yang pernah main di bioskop'.

Bila kita berlangganan tv satelit dan berlangganan channel khusus yang menyiarkan film-film hollywood, kita pasti sering menyaksikan bahwa film-film hollywood yang diputar di channel tersebut adalah film-film yang telah diputar di bioskop minimal setahun sebelum tayang di channel tersebut. Kalaupun ada beberapa film yang baru sekitar 6 bulan tayang di bioskop namun sudah ditayangkan di channel tersebut, itu adalah film-film yang dari segi komersil mengecewakan bahkan cenderung rugi, sehingga ditayangkan di televisi merupakan cara terbaik untuk meningkatkan popularitas film tersebut. Hal ini dikarenakan rumah-rumah produksi film Hollywood sangat mengatur dengan ketat jadwal edar film-film mereka, karena ini berkaitan dengan karya dan hak cipta.

Saya ingat ketika menonton salah satu film Hollywood yang meraih box office di seluruh dunia yaitu Avatar di salah satu channel film di tv satelit. Film itu merupakan film yang diproduksi dan diedarkan tahun 2009, namun baru ditayangkan di channel tersebut di akhir 2011 dan bahkan mereka "menggembar-gemborkan" film itu dengan tagline "Premiere on Tv Channel", yang berarti film Avatar benar-benar baru pertama kali ditayangkan di channel tersebut 2 tahun setelah peredarannya di seluruh dunia. Hal ini semakin menegaskan bahwa film merupakan sebuah karya yang ekslusif yang cara menikmatinya juga harus "ekslusif".

Dengan "terlambatnya" sebuah film masuk ke layar kaca, seharusnya dapat menjadi waktu yang tepat bagi suatu rumah produksi film dalam memproduksi film mereka ke dalam format home video. Karena ketika seseorang merasa terlambat menyaksikan sebuah film di bioskop dan mengerti bahwa film tersebut memiliki kualitas yang bagus, maka orang-orang tersebut pastinya akan mencari keberadaan film tersebut yang sudah dipindah format ke dvd atau vcd. Bahkan mereka tidak segan-segan mencari dvd atau vcd original film tersebut demi memuaskan rasa penasaran dan keinginannya menyaksikan film tersebut. Hal ini juga seharusnya lebih diperhatikan oleh rumah produksi film Indonesia, karena bukan hanya rumah produksi yang akan mendapat keuntungan dari hal ini, namun juga dari perusahaan yang mendistribusikan film-film tersebut dalam format home video. Kalau sudah ditayangkan di stasiun televisi pada waktu yang singkat, maka rasa penasaran orang yang "terlambat" menyaksikan film tersebut di bioskop akan memudar dan mereka pun akan merasa malas membeli dvd atau vcd originalnya. Ya, mereka akan merasa malas membelinya dan bahkan mungkin berkata seperti ini, " ah ngapain beli dvd originalnya, kan sudah ditayangin di tv. Kalau kelewatan nonton di tv ya sabar aja, nanti juga pasti ditayangin lagi"

Bila sudah seperti ini, eksklusifitas dari sebuah film sudah pasti hilang dan perusahaan-perusahaan pendistribusian film juga pasti akan merugi walaupun jumlah kerugiannya mungkin tidak terlalu besar. Selain itu, masyarakat Indonesia juga pasti akan semakin malas datang ke bioskop untuk menyaksikan film Indonesia. Karena mereka pasti beranggapan bahwa film Indonesia akan cepat tayang di layar kaca dan lebih baik mereka menyaksikan film-film hollywood yang sudah jelas bahwa waktu tayangnya di layar kaca adalah bertahun-tahun kemudian.

Saya juga tidak mengerti apakah stasiun televisi di Indonesia berani membayar dengan sangat mahal untuk sebuah film Indonesia agar dapat ditayangkan di stasiun televisi tersebut, sehingga rumah produksi film berani melepas dan merelakan sebuah karya eksklusif tersebut menjadi "tidak eksklusif" atau memang pengaturan jadwal edar dan tayang film-film Indonesia yang tidak terlalu ketat sehingga film-film tersebut dengan bebasnya "berkeliaran" di stasiun televisi lokal padahal jam tayangnya masih tergolong "prematur" ?

Semoga rumah-rumah produksi film cepat sadar dan segera mengembalikan ekslusifitas sebuah film Indonesia agar lebih dihargai dan dicintai seluruh masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat "membedakan" film Indonesia dengan FTV yang ditayangkan dengan rutin di berbagai stasiun tv swasta tanah air. Menyadarkan masyarakat bahwa banyak film indonesia berkualitas yang patut ditunggu kemunculannya, dihargai dan diapresiasi karyanya.

Salam kompasiana :) -Yonathan Christanto-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun