Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Joshua: Teenager vs Superpower" dan Bagaimana Gerakan Pemuda Mampu Memberikan Perubahan

26 September 2019   12:34 Diperbarui: 27 September 2019   12:41 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joshua Wong, si Penggagas Gerakan demonstrasi Hong Kong (sumber: netflix.com)

Melihat teman-teman mahasiswa menyampaikan pendapatnya di depan gedung DPR beberapa hari ini tentu saja menyisakan banyak hal yang bisa diceritakan. Di satu sisi, mereka seakan mengulang masa-masa kejayaan pergerakan mahasiswa di masa lalu. Di sisi lain, mereka juga membuktikan bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual bisa menempatkan diri mereka dalam semangat bersuara yang militan namun tetap taat pada peraturan dan ketertiban.

Maka dari itu, cukup disayangkan ketika konon ada beberapa pihak yang kemudian mencoba untuk "menunggangi" aksi ini untuk agenda politik terselubung lainnya. Ditambah dengan aksi pelajar STM yang tak memiliki faedah apapun dalam aksi turun ke jalan, tentu sedikit mencoreng aksi yang berawal dari semangat para mahasiswa yang ingin turut bersuara untuk kebaikan negaranya.

Namun di luar kontroversi yang menyertainya, aksi penyampaian pendapat yang dilakukan oleh para pemuda beberapa hari ini semakin membuktikan bahwa pemuda jelas memiliki peran penting dalam proses demokrasi negeri ini. Pemuda, dengan semangat berapi-apinya ketika turun ke jalan, seakan menjadi bukti bahwa mereka masih peduli terhadap keadaan negeri ini. Meskipun sebelumnya selalu di cap sebagai generasi mager, apatis atau introvert.

Mahasiswa bergerak di depan gedung DPR (news.detik.com)
Mahasiswa bergerak di depan gedung DPR (news.detik.com)
Nah, berbicara tentang pergerakan pemuda dalam rangka bersuara demi terciptanya kondisi terbaik di dalam negeri, tentu saja tak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan dunia pun para pemuda memiliki peran penting dalam proses penyampaian pendapat secara demokratis.

Hanya saja, memang tak banyak pemuda yang kemudian bisa tiba-tiba muncul dan menonjol, hingga kemudian menjadi perhatian dunia. Seperti di Hong Kong dengan sosok Joshua Wong sang pendiri organisasi Scholarism dan partai Demosisto yang kemudian juga didirikan bersama kedua temannya yaitu Nathan Law dan Agnes Chow.

Bagi yang mengikuti berita politik internasional, mungkin sudah tak asing lagi dengan sosok Joshua Wong. Seorang aktivis yang memulai "karir"nya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas ini, dikenal sebagai sosok pemuda yang brilian, berani, bahkan mampu menjadi pemimpin bagi pergerakan masyarakat Hong Kong yang diisi para generasi muda dan tua.

Namun sebelum menjadi sosok aktivis yang disegani, ditangkap berkali-kali hingga akhirnya menjadi musuh pemerintah, jalan panjang harus dilalui Joshua agar aspirasinya bisa didengar dan mendatangkan simpati publik. Sambil sesekali kegalauan khas anak muda menyelimutinya, sehingga terkadang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh lagi.

Joshua diwawancara berbagai media (sumber: netflix.com)
Joshua diwawancara berbagai media (sumber: netflix.com)
Adalah Joshua: Teenager vs Superpower yang kemudian menyajikan dokumenter tentang sosok aktivis muda asal Hong Kong, Joshua Wong, dan bagaimana usahanya dalam melawan pemerintah Tiongkok yang mengambil alih Hong Kong dari Britania Raya sejak tahun 1997.

Sebuah film tahun 2017 yang kebetulan muncul di kolom suggestion Netflix saya malam tadi dan seolah menjadi jawaban akan rasa penasaran saya terkait seberapa besar pengaruh pergerakan pemuda terhadap demokrasi suatu negara.

Sebagai film dokumenter, Joshua: Teenager vs Superpower(JTS) sejatinya sudah memenuhi berbagai aspek yang diperlukan. Setidaknya dari sudut pandang Joshua Wong dan beberapa orang yang dijadikan narasumber atas aksi yang dilakukannya.

Sutradara dokumenter Joe Piscatella yang sebelumnya juga menjadi penulis untuk beberapa film yang cukup populer semisal Underdog dan Space Chimps ini, membuka film dokumenter ini dengan aksi Joshua berorasi di depan gedung pemerintahan Hong Kong. Hingga kemudian aksi nekatnya memanjat pagar bangunan berakhir dengan tangkapan polisi yang membuatnya dipenjara selama 46 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun