Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Karena Ole Belum Cukup Oke untuk Eropa

13 Februari 2019   09:42 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:50 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan bekal kemenangan demi kemenangan yang diraih di tanah Inggris, Manchester United bersama sang pelatih anyar Ole Gunnar Solskjaer tentu menatap pertandingan liga Champions dengan penuh percaya diri.

Bermain di kandang sendiri, di hadapan publik Old Trafford yang militan, ditambah absennya dua pilar PSG pada pertandingan ini yaitu Edinson Cavani dan Neymar, tentu saja kemenangan nampak sudah di depan mata.

Begitupun para fansnya di seluruh penjuru dunia, nampak begitu antusias menyaksikan MU yang "baru". Tak pelak obrolan di kantor pun selalu mengerucut pada kesimpulan bahwa MU pasti bisa menang mudah melawan PSG. Entah oleh para fansnya ataupun fans klub liga Inggris lain, semua sepakat percaya pada MU. Ya, setidaknya sampai malam tadi.

MU ternyata takluk 2 gol tanpa balas di hadapan pendukungnya sendiri. Wajar, karena MU bermain tidak lepas seperti selayaknya di liga. MU nampak seperti demam panggung tadi malam.

Namun begitu, sejatinya ada beberapa catatan yang cukup menarik terkait pertandingan malam tadi. Apa saja itu? Berikut poin-poinnya.

Lini Serang Alternatif PSG yang Lebih Efektif dari Lini Serang Utama MU

Telegraph.co.uk
Telegraph.co.uk
Di babak pertama sebenarnya kedua tim bermain sama bagus dan sama-sama menerapkan high pressing. Beberapa percobaan yang mengarah ke gawang pun kerap dipertontonkan kedua tim.

Sayang, permainan MU yang cukup agresif di babak pertama kerap dimentahkan oleh bek-bek PSG yang bermain apik serta tak jarang diakibatkan oleh kesalahan dari tim sendiri. Operan-operan MU sering tampak tak terarah di mana sangat berbanding terbalik dengan performa operan-operan mereka di liga.

Pun bek PSG juga bermain cukup oke khususnya Presnel Kimpembe, Juan Bernet, dan Thiago Silva. Performa ketiganya kerap menyulitkan pergerakan Lingard, Pogba, dan Martial yang kerap menyusuri sisi kanan dan kiri pertahanan untuk memberikan umpan terbaik bagi Rashford di sisi tengah. Rashford pun menjadi kurang efektif keberadaannya di pertandingan ini.

Sementara itu lini serang PSG justru lebih solid dan kalem dalam mencari celah. Meski kesulitan di babak pertama, di babak kedua performa Mbappe sebagai ujung tombak, Draxler di tengah, dan Di Maria yang bertugas sebagai flank, mulai tampak efektif dan menampilkan ritme yang pas untuk menunjukkan kedigdayaan sang wakil Paris di kandang si Setan Merah yang konon sangat angker itu.

Bola.kompas.com
Bola.kompas.com
Sontekan Presnel Kimpembe yang diterimanya dari umpan pojok Angel Di Maria serta kecerdikan Kylian Mbappe dalam mencari celah yang berakhir dengan gol yang cukup indah di babak kedua, membuktikan bahwa PSG berubah menjadi lebih dominan di babak kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun