Mohon tunggu...
Yollan Caroline
Yollan Caroline Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fisip

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Prof. Dr Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penting nya Menerapkan Komunikasi Aserif antara Anak dengan Orangtua

19 Januari 2022   21:44 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan dalam keluarga merupakan pokok terpenting dalam membangun karakteristik tumbuh kembang anak. Karena ketika masa pertumbuhan, sang anak akan mengamati pola komunikasi didalam keluarga. Semakin baik keadaan keluarga yang mereka tempati, maka akan semakin baik pula tumbuh kembang anak.

Namun seringkali banyak orang yang berkata bahwa anak memiliki kedudukan terendah dalam keluarga sehingga seringkali opini yang dikeluarkan sering tidak di bawa serius oleh orang tua karena menanggap bahwa mereka masih kecil untuk memilih keputusan. Oleh karena itu tidak jarang ditemukan seorang yang takut mengutarakan suara mereka dan cenderung mengikuti suara orang lain. Sehingga selama hidupnya ia tidak pernah menentukan jalan yang ingin ia tempuh karena trauma akan keadaan dimana ketika ia menentukan sebuah pilihan malah sang orang tua hanya meremehkan hal tersebut.

Komunikasi asertif sangat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak  (Novianti, 2010). Itu lah mengapa dalam keluarga sangat penting diterapkan adanya komunikasi asertif. MacNeilage dan Adams menyatakan bahwa asertif merupakan bentuk tingkah laku antar pribadi yang terdiri dari komunikasi secara langsung dengan sikap terbuka dan jujur yang menunjukan pertimbangan dan penghormatan terhadap individu lain.

Tujuan nya dari diterapkan nya pola komunikasi asertif ialah agar anak dapat dengan bebas mengutarakan pendapatnya namun masih menghormati sang orang tua nya. Maksudnya ketika orang tua menentukan pilihan untuk sang anak yang menurut mereka merupakan yang terbaik, jangan lupa untuk mengdiskusikan hal tersebut dengan anak nya. Karena meskipun sang anak terlahir dari hubungan kedua orang tua nya bukan berarti anak tidak mempunyai pikiran nya sendiri.

Selain itu anak yang terlahir dengan keluarga yang menerapkan komunikasi asertif cenderung tumbuh dengan rasa percaya diri. Karena diajar ketika kecil ia dapat dengan bebas mengutarakan hak suara nya dalam keluarga maka ketika seiring berkembangnya si anak, ia tidak akan takut untuk mengambil keputusan untuk hidup nya sendiri.

Perlu diingat bahwa asertif berbeda dengan agresif, karena jika komunikasi agresif ia akan memaksakan pendapat nya kepada orang lain sehingga orang lain mau tidak mau harus mengikuti nya. Sedangkan komunikasi asertif ia akan mengutarakan pendapatnya tanpa melukai orang lain sehingga akan menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dan jika perilaku agresif cenderung memikirkan kepentingkan diri sendiri maka perilaku asertif juga tetap memikirkan pendapat oramg lain.

Cara menerapkan komunikasi asertif didalam keluarga ialah dengan cara jika terjadi masalah yang menyangkut sang anak maka lebih baik untuk dibicarakan bersama dengan sang anak sehingga sang orang tua tidak langsung memarahi si anak namun mengajak diskusi mereka. Seperti menanyakan alasan mereka melakukan hal tersebut dan memberi nasihat agar sang anak tidak lagi-lagi melakukan kesalahan yang sama kedua kalinya.

Jangan lupa selain mendukung sang anak untuk mengutarakan pendapat mereka, penting juga diajarkan bahwa tidak semua orang akan memiliki pikiran yang sama maka sang anak harus di ajarkan untuk menghargai pendapat orang lain. Dengan begitu anak tidak akan tumbuh dengan menggunakan komunikasi agresif.

Selain itu anak yang tumbuh dari keluarga yang menerapkan komunikasi asertif, biasanya ia tidak akan menjadi orang yang mengalami gangguan penggendalian emosi. Pegiat perlindungan anak, Diena Haryana mengatakan bahwa Anak yang diajarkan dengan komunikasi agresif akan menjadi tertutup dan justu mencari pelarian untuk melepaskan emosi nya (wawancara, 24 Maret 2018)

Kesimpulan nya ialah keluarga yang menerapkan komunikasi asertif akan melahirkan anak yang cenderung lebih bertanggung jawab terhadap keputusan nya dan lebih percaya diri dengan mengungkapkan apa yang ia pikirkan. Sehingga ia tidak akan segan untuk mengambil keputusan besar untuk menentukan jalan hidup nya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun