Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tujuh Juli

7 Juli 2020   06:27 Diperbarui: 7 Juli 2020   18:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal tujuh bulan Juli hari Selasa ini adalah sebuah tanggal keramat bagiku. Sebuah tanggal yang tak akan pernah gagal kuingat. Sebab ini adalah tanggal pernikahan kami. Sebuah tanggal saat mana kami berikrar di hadapan Tuhan dan jemaat bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kami kecuali maut.

Hari ini usia pernikahan kami, Aku, Yolis Yoskar Anderias Djami dan istriku, Sri Rahayu Djami-Taryono, telah memasuki tahun ke tiga puluh satu. Suatu perjalanan yang belum terlalu lama tapi tak bisa pula dibilang baru. Untuk itu, biarlah kupakai kata: Lumayan!

Pembaca yang budiman, perkenankan aku mengutip dua bagian tulisan dari otobiografiku. Buku yang rampung kutulis di tahun dua ribu. Tapi belum pernah dicetak hingga kini. Mungkin suatu saat kelak.

Yang pertama adalah saat awal aku berkenalan dengannya. Dan yang kedua adalah saat kami bersepakat mengejawantahkan kesepakatan itu dengan kata sepakat yang paling sepakat.

Aku menghadirkan tulisan-tulisan itu agar ada semacam napak tilas. Kedua tulisan itu seperti suatu rekam jejak bagi kami berdua. Paling tidak bagiku. Ia hendak mengingatkan bahwa kami berdua sudah tak dapat lagi melihat garis starnya. Tapi masih berada di lintasan yang sama. Lintasan yang benar. Lintasan yang seharusnya.

Kiranya tulisan-tulisan itu dapat pula menjadi vitamin penyemangat bagi kami. Agar kami tetap bergairah menatap mengejar garis akhir yang entah di mana. Garis akhir di mana Tuhan memegang pita kemenangan. Pita kemenangan yang membentang di atas garis akhir yang akan kami capai gapai bersama.

Kawan, begini tulisan-tulisan itu!

Bolehkah Kududuk di Sini?

Aku mengenal cinta waktu di kelas dua SGO. Pada waktu itulah untuk pertama kalinya aku tahu dan merasakan jatuh cinta. Dan cinta yang telah berlalu semasa SGO itu, bagiku merupakan suatu media atau wahana bersosialisasi.

Wahana untuk lebih mengenal pesona pribadi perempuan sebagai makhluk lawan jenisku. Tetapi memasuki dunia kampus, cintaku sudah mengarah kepada keseriusan. Langkah awal proses perancangan kehidupan selanjutnya.

Sub judul di atas merupakan pertanyaan yang kulontarkan kepada mantan pacar, yang kini menjadi istri dan ibu dari anak-anakku. Itu kulakukan sebagai upaya awal melakukan penetrasi. Titik pangkal usaha untuk mengenal pribadinya lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun