Mohon tunggu...
Yolanda Pratiwi
Yolanda Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi B 2020, FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kacamata Pierre Bourdieu (Bimbel Sebagai Kapital Simbolik)

26 Desember 2021   15:55 Diperbarui: 31 Desember 2021   17:19 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapital adalah akumulasi pekerja bila dialokasikan secara pribadi atau kelompok akan menghasilkan energi sosial dalam kehidupan masyarakat. 

Dalam kapital ini seorang Pierre Bourdieu sebagai seorang ahli sosiologi Perancis membagi kapital menjadi kapital ekonomi, kapital budaya dan kapital simbolik. Kapital simbolik simbolik dalam gagasan Bourdieu merujuk pada jenis kapital yang menunjukkan pada makna status atau pengakuan publik.  

Bimbel adalah bimbingan belajar atau tempat les. Bimbel kini kian makin marak seiring perkembangan teknologi. Bimbingan belajar (Bimbel) merupakan kegiatan pembelajaran tambahan yang diberikan kepada anak maupun orang dewasa. 

Untuk menambah intensitas belajar anak, bimbel adalah pilihan tepat orang tua. Inilah yang menyebabkan tersedianya berbagai jenis bimbel yang tersebar dimana-mana. Karena setiap orang memiliki kewajiban yang harus dilakukan sepanjang hidupnya, yakni belajar.

Solusi terbaik untuk mengatasi masalah belajar anak adalah lembaga bimbel. Di lembaga tersebut kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak akan terpecahkan. Anak akan mendapatkan beberapa cara bagaimana agar belajar menjadi optimal dan efisien.

Dengan adanya guru atau tentor akan meningkatkan minat belajar anak. Serta dituntut untuk memahami teknik-teknik belajar yang efektif, dengan tujuan agar pembelajaran tidak membosankan. Sehingga lama kelamaan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri akan muncul. Tidak hanya itu dengan adanya bimbel membantu seseorang dalam berprestasi disekolah.

Namun dengan kemunculan bimbel ini menjadi sebuah acuan bahwa bimbel akan mempengaruhi symbol seseorang di dalam masyarakat. Umumnya Lembaga bimbingan belajar ini diakses oleh kalangan siswa yang memilki kapital ekonomi yang memadai.

Kecenderungan siswa yang berprestasi di sekolah lebih di dominasi oleh siswa yang ekonominya memadai. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kemudahan dalam menukarkan kapital ekonominya menjadi kapital lain (sosial, budaya, simbolik (prestise) yang menguntungkan bagi posisi siswa tersebut di dalam lingkungan sekolahnya. Sebagai contoh siswa yang ekonominya memadai akan mudah membeli bukun, membeli fasilitas belajar(laptop, hp, internet, dll). 

Selain itu mereka juga mampu untuk mengakses tamabahn belajara di Lembaga bimbingan belajar(bimbel) ternama seperti Inten, Genesha Operatioan, Nurul Fikri, Primagama dan banyak bimbel lainnya.

Di mana kemunculan bimbel ini seiring dengan kalangan siswa yang ekonominya rata-rata menengah keatas yang mempunyai masalah dalam belajarnya tetapi dalam segi ekonominya ini memadai terutama. Dengan strategi siswa dalam menukarkan kapital ekonomi (uang) menjadi kapital budaya (prestise).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun