Aslin, bapak dari Irma Hastariyani salah satu wisudawan terbaik, menempuh perjalanan delapan jam untuk menghadiri wisuda pada Senin 10 Agustus 2020. Â Perjalanan ia tempuh dari Namlea, Kabupaten Buru, menggunakan Transportasi laut. Namun, ia terpaksa tidak dapat melihat wisuda Irma secara langsung karena protokol kesehatan yang diberlakukan panitia wisuda IAIN Ambon.
Karena wabah virus Covid-19, wisuda yang dilaksanakan di gedung Student Center tidak mmengizinkan wali wisudawan untuk masuk dan menyaksikan langsung prosesi wisuda. Wali wisudawan hanya diperkenankan menunggu di tenda yang telah disediakan.
Ia mengaku kecewa tidak dapat menyaksikan langsung wisuda Irma, terlebih ia sudah menempuh perjalanan jauh demi melihat anaknya diwisuda.
"sedikit kecewa, karena sebenarya saya ingin melihat secara langsung. Bahkan saya naik kapal Feri dari pukul 07.00 malam dan sampai di Ambon pukul 03.00 pagi,"ujar Aslin
Persyaratan perjalanan yang cukup sulit dan membutuhkan biaya tidak sedikit membuat ia pergi tanpa ditemani istri maupun sanak saudara. Irma Hastariyani yang menjadi salah satu wisudawan terbaik dari Fakultas Ushuluddin dan Dakwah mengaku sedikit kecewa karena wisuda kali ini tidak dapat dilihat langsung oleh orang tuanya.
"Sedikit kecewa, karena orang tua sudah jauh datang dari kampung. Hanya bapak yang datang karena biaya untuk surat kesehatan mahal. Tapi tidak apa-apa ini sudah peraturan dari pemerintah dan kami menaatinya. Yang terpenting doa dari mereka untuk kesuksesan kita," ujar Irma.
Berangkat dari Namlea, Pria asal Jawa Tengah ini tidak tahu bahwa wisuda anaknya tidak bisa disaksikan langsung olehnya. Hanya sesampainya di acara wisuda ia dilarang masuk dan hanya menunggu diluar. Monitor yang disediakan panitia diluar untuk menyaksikan siaran langsung dari dalam gedung juga tidak berfungsi.
Meskipun tidak menyaksikan langsung, Aslin tetap berbangga hati dan berharap Irma akan menjadi anak yang sukses kedepannya.