Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perkuat Diplomasi dengan Australia, Indonesia Kiblat Baru Ekonomi Dunia

10 Februari 2020   17:25 Diperbarui: 10 Februari 2020   17:37 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa basa-basi, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meyakini bahwa Indonesia akan jadi salah satu ekonomi paling besar di dunia. Pernyataan itu dia sampaikan langsung di depan Jokowi saat penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Pratnership Agreement (IA-CEPA), senin (10/02/2020). Penandatanganan itu sendiri merupakan salah satu agenda kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Australia, dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomasi Indonesia-Australia. 

Dan yang tak kalah mengejutkan, apresiasi terhadap peningkatan diplomasi dua negara bukan hanya disampaikan Perdana Menteri Australia, tapi juga ditegaskan Ketua Oposisi Australia, Anthony Albanese. Artinya, seluruh kekuatan politik Australia bersikap bulat untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, karena meyakini pentingnya peran Indonesia ke depan.

1. Sejarah Panjang Persahabatan Indonesia-Australia

Seminggu sebelum presiden Jokowi bertandang ke Australia, tepatnya 22 Februari 2020, 44 personel Satgas Garuda RI diterbangkan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan ekstrim di Australia. Bantuan Indonesia ini adalah bentuk imbal balik kerja sama atas bantuan Australia. Pada bencana Tsunami 2004 yang menggulung Aceh dan Nias, Australia juga mengirim bantuan ke Indonesia. 

Dalam misi kemanusiaan itu, bahkan 9 personel militer Australia gugur lantaran helikopter yang mereka tumpangi terjatuh. Persahabatan Australia dengan Indonesia juga sudah terjalin jauh hari sejak era kemerdekaan. Ketika Belanda berusaha kembali menduduki Indonesia pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, serikat pekerja Australia menolak melakukan bongkar muat kapal-kapal persenjataan Belanda. Di sisi lain, pemerintah Australia yang lebih dulu duduk di PBB juga mendesak agar dunia mengakui kemerdekaan Indonesia. Tak heran, dalam pidatonya di depan Parlemen Australia, Jokowi menyebut Australia adalah sahabat paling dekat bagi Indonesia.

2. Merayakan Diplomasi, Meningkatkan Kolaborasi

Guna merayakan usia platinum (70 tahun) persahabatan Indonesia-Australia, Jokowi mengusulkan empat poin prioritas kemitaan bilateral. Pertama, sinergi penguatan nilai demokrasi, HAM, toleransi dan kemajemukan. Kedua, memperkuat dukungan terhadap prinsip ekonomi terbuka, bebas dan adil di tengah maraknya praktik proteksionisme di dunia. Ketiga, sinergi membangun kawasan pasifik. Keempat, sinergi upaya pelestarian alam dan pembangunan keberlanjutan. 

Secara prinsip, tak ada hambatan terhadap empat usulan prioritas itu, mengingat Australia dan Indonesia tak hanya dekat secara wilayah, tapi juga menganut nilai politik dan demokrasi yang relatif sama. Tak heran, pada kunjungan kerja ini juga dilakukan ratifikasi Indonesia-Australia Compreensive Ecomomic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang menandai peningkatan hubungan ekonomi komprehensif kedua negara. 

Selain itu juga dilakukan dua Nota Kesepahaman (MoU) antar Kementerian Luar Negeri dan antar Kementerian Perhubungan kedua negara. Indonesia maupun Australia percaya, sebagai dua negara kuat di kawasan Pasifik, rivalitas harus diubah jadi kolaborasi demi tatanan dunia yang lebih baik.

3. Indonesia Kiblat Baru Ekonomi Dunia

Di balik penguatan diplomasi Indonesia dan Australia, satu hal sulit dipungkiri bahwa Indonesia adalah rising star di tengah perekonomian dunia. Pertumbuhan global yang terus melambat menyebabkan negara-negara di dunia kelabakan. Perseteruan Amerika dan China belum menunjukkan ujung pangkal, sementara negara-negara lain terus menuai dampak negatif. Di saat yang sama, negara-negara maju di belahan utara terus menuai catatan negatif, di mana pertumbuhan ekonominya terus menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun