Mohon tunggu...
Putra NoviantoGadi
Putra NoviantoGadi Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya

Akun untuk mengerjakan tugas (:

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbicara tentang Persepsi yang Tidak Ada Ujungnya

29 September 2020   20:28 Diperbarui: 29 September 2020   20:37 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang anda pikirkan setelah melihat gambar diatas? Tentu ada yang berpikir bahwa gambar tersebut merupakan gambar dari hewan kelinci, ada juga yang berpikiran bahwa gambar tersebut merupakan gambar seekor bebek. Terlepas dari benar atau salah gambar tersebut, baik gambar kelinci ataupun bebek, semua itu merupakan sebuah persepsi.  

Persepsi merupakan cara kita memahami dunia dan membangun realitas sosial dari proses menerima, mengidentifikasi, memaknai sebuah pesan melalui indera kita. (Samovar. 2017)

Dari pengertian mengenai persepsi diatas, kita dapat mengetahui apabila persepsi yang timbul dari satu individu dengan individu yang lain tersebut berbeda dan sifatnya subjektif. 

Dalam memunculkan sebuah persepsi, tentunya kita akan mengakami proses-proses yang ada di dalam diri kita. Proses yang pertama adalah seleksi, dimana kita memilih mana yang harus diterima dan diabaikan. Kemudian, informasi yang terpilih akan diatur dan dimaknai berdasarkan pengalaman dari individu tersebut. Makna tersebut akhirnya menghasilkan persepsi tentang situasi, emosi bahkan orang lain.

Disisi lain, faktor budaya juga berpengaruh dalam pembentukan sosial individu. Pribadi masing-masing individu terbentuk berdasarkan budaya yang mereka terima sejak kecil. Persepsi tersebut terbentuk dari budaya yang dilihat oleh seseorang melalui inderanya dan dimaknai dengan pengetahuan baru. 

Kita dapat mengambil contoh, ketika anak kecil yang besar dan tinggal di Jawa sering melihat budaya Kejawen, yang dimana budaya Kejawen tersebut biasanya identik dengan hal-hal yang berbau Klenik (berkaitan dengan dunia-dunia ghaib). 

Bagi anak kecil yang sudah terbiasa dengan hal-hal yang berbau Klenik, mereka juga akan memandang hal-hal tadi sebagai sesuatu yang normal. Namun, ketika ada orang yang berasal dari luar Jawa kemudian melihat hal-hal yang berhubungan dengan Kejawen dan berbau Klenik tersebut, mereka akan memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak biasa. Terlebih dengan hal-hal yang berbau Klenik itu tadi.

Dari contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa faktor budaya sangat berpengaruh dalam pembentukan presepsi seseorang. Realita yang terjadi di Indonesia dengan adanya begitu banyak budaya adalah banyaknya persepsi yang muncul. 

Masing-masing budaya tentunya memilki ciri khasnya sendiri. Ketika ada beberapa budaya bertemu, tentunya persepsi-persepsi yang timbul berbagai macam. Apabila perbedaan persepsi tersebut tidak dipahami dengan baik, maka akan menimbulkan sebuah konflik. Jika persepsi yang mucul tidak dipahami dengan baik, maka permasalhan ataupun konflik yang timbul tidak akan berakhir atau tidak akan ada ujungnya.

Persepsi itu dipelajari. Pengalaman hidup mengajari kita untuk melihat dunia dengan cara tertentu (Samovar. 2017).

Dari kutipan yang diambil dari buku Samovar tadi, kita bisa melihat apabila dengan banyak mempelajari budaya ataupun persepsi orang lain, maka kita akan mudah memahami dan meminimalisir konflik yang ada. Dengan menambah pengalaman tersebut, kita bisa membuka pandangan kita bahwa persepsi itu ada banyak dan juga beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun