Inilah artikel ketiga saya dalam hari yang ketiga juga, di mana artikel berjudul Benarkah Kualitas Mourinho Sudah Memudar? dan Jika Latih PSG, Mourinho Berpeluang Juara Liga Champions sudah tayang dua hari yang lalu.
Mungkin dari artikel ini sudah ada yang menebak atau mengatakan jika saya dalah fanboy atau penggemarnya Jose Mourinho.
Pada kenyataannya, saya bukanlah fanboy atau penggemar juru taktik berdarah Portugal itu, tetapi saya seseorang yang respek kepada sang pelatih yang menyebut dirinya sebagai The Special One.
Alasannya jelas, karena berkat racikannya klub favorit saya, Chelsea bisa menjuarai Liga Primer Inggris sebanyak tiga kali dan harus diakui jika Mourinho juga yang mampu mendongkrak The Blues menjadi salah satu klub papan atas di Negeri Ratu Elizabeth.
Seperti yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya, saat ini Mourinho yang melatih Tottenham Hotspur cukup masuk sorotan, mungkin juga jadi bahan pembicaraan di jajaran manajemen Spurs tentang kualitasnya yang mulai menurun.Â
Saat ini, Tottenham berada diurutan keenam di klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan torehan 48 poin dari 29 pertandingan.
Rinciannya adalah dari 29 laga tersebut, di bawah arahan Mourinho, tim London Utara ini telah mencatatkan 14 kemenangan, enam kali imbang, dan sembilan kali kalah.
Mantan pelatih Chelsea dan Real Madrid ini dipercaya Tottenham Hotspur menggantikan Mauricio Pochettino pada tanggal 20 November 2019 lalu.Â
Pengalamannya dalam meracik taktik yang berhasil mendapatkan gelar juara di setiap tim yang ia latih membuat petinggi The Lilywhites tertarik untuk membawanya ke Tottenham Hotspur Stadium.
Bukan tanpa alasan, jelas Tottenham ingin agar lemari koleksi gelar mereka bisa dibersihkan dari debu dengan sejumlah trofi. Terakhir kali, tim London Putih merasakan gelar juara itu 'hanya' Piala Liga Inggris itupun didapat pada tahun 2008 silam.
Artinya, sudah hampir 13 tahun lamanya lemari koleksi gelar Tottenham tidak pernah dibuka, tidak pernah bertambah.