Mohon tunggu...
Yohana K. Nubatonis
Yohana K. Nubatonis Mohon Tunggu... Tutor - Alumnus Pendidikan Kimia Undana

~Karena Kau MENULIS. Suaramu Takkan PADAM ditelan angin, akan ABADI sampai jauh, jauh dikemudian hari~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Normal, Solusi ataukah Delusi

12 Juli 2020   11:55 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:07 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan manusia di bumi telah mencatat sejarah baru, yaitu pandemi Corona Virus Deseases 2019 (COVID-19). Virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, akhir Desember 2019 ini dengan sangat cepat dan masif menyebar dan menyerang 213 Negara dibelahan dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika, Amerika Latin, hingga Afrika. 

Melihat akan tingkat penyebaran dan keparahan virus ini yang mengkhawatirkan, maka World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global.

Penyebaran virus ini tidak bisa diremehkan. Hingga 12 Juli 2020 (02:39 GMT), tercatat secara global jumlah kasus positif COVID-19 sudah mencapai 12.842.036 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 567.649 jiwa. 

Di Indonesia pada waktu yang sama, tercatat sedikitnya 74.018 kasus, penambahan 1671 kasus  dengan jumlah korban meninggal sebanyak 3.535 jiwa (worldometers.info/coronavirus). 

Di Asia Tenggara, Indonesia dan Filipina menjadi penyumbang kasus covid-19 terbanyak. Indonesia yang berada di peringkat 27 dunia dan 10 se-Asia mencatat kasus baru hingga 1.671 orang dalam waktu 24 jam, pada sabtu, 11 Juli 2020. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

Adaptasi Hidup Darurat Pandemi
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 yang begitu cepat dan masif. Pada April 2020, pemerintah mengumumkan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengiringi imbauan untuk Stay at home, work from home, menjaga jarak (physical and social distancing), menggunakan masker dan sering mencuci tangan. 

Wilayah yang memberlakukan PSBB pun mulai lenggang. Semua aktivitas dihentikan sementara. Di Jakarta, misalnya, hampir 60% penduduk memilih diam di rumah saat pemberlakuan PSBB.

Namun, kebijakan PSBB sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 sekaligus mengurangi jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut telah menimbulkan efek samping, yaitu lumpuhnya perekonomian. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan 2,3%. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Senin,18/05/2020) mengatakan bahwa skenarior terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,4%. Dengan skenarior sangat berat tersebut kemiskinan bisa bertambah 4,86 dan pengangguran bertambah 5,23 juta orang. 

Sejalan dengan prediksi saat itu, badai PHK sudah terjadi. Hingga akhir Mei 2020, Kemnakner mengungkapkan bahwa sebanyak 3.066.567 pekerja terdampak covid-19 sehingga harus di-PHK atau dirumahkan. Menjawab situasi dan kondisi yang terjadi , maka tatana kehidupan normal baru atau new normal menjadi alternatif exit strategy.

Terminalogi New Normal
Terminologi new normal pertama kali dibuat dan dipopulerkan oleh Roger Mcnamee pada 2004, mengacu pada aturan berinvestasi agar tetap dapat bertahan dalam kondisi krisis. Istilah ini merujuk pada situasi pasca-krisis ekonomi (2007-2008) dan resensi global (2008-2012) yang membutuhkan aturan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun