Mohon tunggu...
yohana ingrid lorenza
yohana ingrid lorenza Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 Public Health UGM

saya senang mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Generasi Remaja Dibalik Asap dan Polusi Mengintai Setiap Tarikan Nafas"

19 September 2025   21:11 Diperbarui: 19 September 2025   21:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto asap kendaraan dan rokok (sumber : Google )

Pernahkah anda memperhatikan bagaimana remaja di kota besar kerap mengeluh batuk berkepanjangan, serta melihat unggahan remaja yang dengan bangga memamerkan asap tebal dari vape warna -- warni, memegang pod dengan desain futuristik, atau berkumpul sambil adu Pernahkah Anda melihat unggahan remaja yang dengan bangga memamerkan asap tebal dari vape warna-warni, memegang pod dengan desain futuristik, atau berkumpul sambil adu trik menghembuskan asap berbentuk cincin? Ironisnya, hal  sering dianggap wajar dan di media sosial vape seolah jadi simbol gaya hidup baru: modern, estetik, bahkan dianggap "lebih sehat" daripada rokok biasa. Namun, pertanyaannya: apakah benar vape hanyalah tren aman yang sekadar menggantikan rokok konvensional, atau justru ancaman baru yang menyusup diam-diam ke paru-paru dan lingkungan ?


Di balik gedung pencakar langit, lalu lintas yang padat, dan gaya hidup modern dengan asap manis beraroma buah atau kopi, tersembunyi risiko serius. Karena pada akhirnya, paru-paru tidak mengenal istilah "gaya hidup estetik"---ia hanya tahu kapan ia rusak dan kehilangan fungsinya. Tetapi dampaknya nyata: dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Remaja menjadi kelompok yang paling rentan karena paru -- paru mereka masih berkembang

Vape Sebagai Tren Generasi Muda
Berdasarkan data dari  Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, tercatat sekitar 10,6% pelajar Indonesia berusia 13--15 tahun pernah menggunakan rokok elektrik. Selanjutnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengguna vape pada kelompok usia muda, khususnya di kalangan remaja laki-laki. Temuan ini menggambarkan adanya perubahan tren konsumsi nikotin dari rokok konvensional menuju rokok elektrik. vape atau rokok elektrik semakin populer di kalangan remaja dan generasi muda. Produk ini kerap dipandang lebih modern, praktis, dan dianggap memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Desainnya yang variatif, aroma cairan yang beragam, serta citra gaya hidup kekinian yang melekat padanya, membuat vape cepat diterima sebagai bagian dari tren anak muda.

Polusi Udara: Ancaman Tak Kasat Mata

Pada September 2021, laporan Air Quality Life Index (AQLI) dari Energy Policy Institute, University of Chicago (EPIC) mengungkapkan bahwa kualitas udara di Indonesia yang berada di bawah standar aman WHO untuk kadar partikel halus (PM2.5) Indonesia berada di posisi ke-17 sebagai negara dengan tingkat pencemaran udara tertinggi di dunia, dengan kadar PM2,5 tercatat sebesar 34,3 g per meter kubik. dapat memangkas rata-rata 2,5 tahun dari harapan hidup penduduknya. Hal ini menegaskan bahwa pengendalian polusi udara perlu menjadi perhatian utama baik bagi pemerintah maupun masyarakat. 

Polusi udara tidak hanya terlihat sebagai kabut pekat atau asap hitam dari kendaraan bermotor. Polusi juga dapat berupa partikel halus (PM2.5 dan PM10), gas berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, hingga senyawa organik volatil. Ukuran partikel mikroskopis ini bahkan 20 kali lebih kecil dari diameter rambut manusia, sehingga dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan dan mencapai alveolus di paru-paru. Bagi remaja, paparan jangka panjang polusi udara bisa berakibat serius. Data WHO menunjukkan bahwa 7 juta kematian tiap tahun di dunia terkait polusi udara, dengan anak-anak dan generasi muda termasuk kelompok yang paling terdampak.

Dampak polusi tidak berhenti pada kesehatan manusia, Partikel dan gas beracun yang mengendap juga merusak lingkungan.  Tanah menjadi kurang subur, air tercemar, dan vegetasi terganggu fotosintesisnya selain itu emisi polusi mempercepat pemanasan global memengaruhi iklim dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain udara tercemar bukan hanya membahayakan paru-paru remaja, tetapi juga mengancam seluruh ekosistem di sekitarnya, dari tanah, air, hingga satwa liar.

Generasi Muda dan Lingkaran Polusi 

Generasi Muda atau dikenal Gen z sebagai generasi yang kritis, melek teknologi, dan peduli isu sosial. Namun  mereka juga hidup dalam lingkaran polusi yang sulit dihindari. Dari perjalanan ke sekolah atau kampus yang dipenuhi asap kendaraan ,kebiasaan membakar sampah di lingkungan sekitar, hingga paparan asap rokok dan vape di ruang publik, udara yang mereka hirup setiap hari sarat dengan polutan berbahaya.
Ironisnya sebagian Gen Z ikut memperkuat lingkaran polusi itu sendiri , kebiasaan menggunakan kendaraan bermotor pribadi, konsumsi produk sekali pakai, hingga tren rokok elektrik yang dianggap "keren" justru menambah beban pencemaran udara. Artinya, Gen Z tidak hanya menjadi korban dari lingkungan yang tercemar, tetapi juga  menjadi bagian dari penyebabnya.

Generasi muda  kini hidup di tengah lingkaran asap polusi udara dari kendaraan, industri, kebakaran lahan, dan vape yang dianggap "keren". Setiap tarikan napas bukan hanya udara, tapi juga partikel halus, gas beracun, dan nikotin yang merusak paru-paru. Partikel halus seperti PM2,5 dan zat beracun lain dapat dengan mudah masuk ke paru-paru remaja Gen Z, memicu gangguan pernapasan seperti ISPA, asma, hingga batuk kronis. Bahkan, paparan jangka panjang berpotensi menurunkan fungsi paru, meningkatkan risiko penyakit jantung, hingga menyebabkan kanker paru. Hal ini tentu dapat memengaruhi kualitas hidup mereka, termasuk kemampuan belajar, produktivitas, dan aktivitas sehari-hari.

Solusi dan Aksi Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun