Mohon tunggu...
Yoga santosa
Yoga santosa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar/mahasiswa

hobi jalan-jalan di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian di Dusun Ngaduman

15 Juli 2022   20:42 Diperbarui: 22 Juli 2022   21:30 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertani merupakan suatu kegiatan yang sudah sejak lama dilakukan oleh manusia. Menurut KBBI, petani berasal dari kata tani. Tani artinya mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Dengan demikian bertani memiliki arti yaitu bercocok tanam atau mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.

Ada salah satu desa yang mayoritas penduduknya mengandalkan ladang untuk bercocok tanam atau bermata pencaharian sebagai petani. dusun tersebut bernama Ngaduman. Dusun Ngaduman sendiri berada dilereng gunung merbabu atau secara administratif masuk di kelurahan Tajuk, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang. Berdasarkan wawancara saya kepada ketua RW setempat, saat ini dusun Ngaduman memiliki 74 kepala keluarga. 

Secara geografis juga dusun ini berada diketinggian kurang lebih 1737 mdpl(meter dari permukaan air laut), sehingga saat kita berada ditempat ini kita pastinya akan disambut oleh sejuknya udara khas pegungungan dan saat malam hari tiba udara pun akan semakin dingin dan cukup untuk membuat tubuh kita kedinginan. 

Dengan ketinggian daerah ini yang cukup tinggi juga, mata kita pastinya akan dimanjakan dengan keindahan alam yang bisa kita lihat saat kita berada di dusun ini seperti rawa pening, gunung telomoyo, gunung ungaran dan lain-lain. Tak heran jika dusun yang hampir seluruh masyarakatnya memiliki keyakinan atau beragama Kristen ini sering dijadikan tempat untuk live in, praktek mahasiswa, dan sebagai tempat untuk bertamasya atau sekedar jalan-jalan saja. Didukung oleh suhu udara dan topografi yang baik pula dusun Ngaduman menjadikannya sebagai salah satu tempat yang cocok untuk bercocok tanam atau Bertani.

Di dusun yang merupakan salah satu dusun teringgi di gunung merbabu ini Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Ada banyak komoditi pertanian yang biasa ditanam oleh warga sini, yaitu tanaman pangan seperti jagung, kentang dan ubi-ubian. Ada juga tanaman hortikutura seperti brokoli, kubis, selada, tomat dan lain sebagainya. Kemudian ada tanaman perkebunan juga seperti tembakau, teh dan kopi. Para petani di sini biasanya menggunakan system pertanian tumpangsari (polyculture), berupa pelibatan dua tanaman atau lebih pada satu areal lahan tanam dalam kurun waktu bersamaan atau hampir bersamaan. Dengan tujuan supaya hasil pertanianya tidak hanya satu jenis saja melainkan ada beberapa jenis dalam satu lahan pertanian.

Para petani di dusun Ngaduman juga sadar akan bahaya tanah longsor dan erosi karena letaknya berada persis dilereng gunung yang bisa saja mengganggu kegiatan pertaniannya, sehingga mereka juga menggunakan atau mengaplikasikan system terasering. Terasering juga disebut sengkedan artinya metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi Panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran air dipermukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah. 

Dengan begitu terasering sangat bermanfaat bagi pertanian khususnya pertanian yang berada di lereng atau tempat-tempat yang miring dan curam. Mereka juga selalu menjaga dan merawat kebun mereka dengan cara rotasi tanaman yaitu penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di satu lahan pertanian dalam waktu yang tidak bersamaan. Dengan tujuan meningkatkan kualitas struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan pergantian tanaman. Dengan semua usaha dan perlakuan warga dusun Ngaduman tersebut terselib impian dan keinginan supaya lahan yang mereka tanami saat ini masih terus bisa ditanami dan dinikmati hasilnya oleh anak cucu mereka di hari yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun